3 sikap orang tua ketika mendidik anak dari balita hingga Remaja
3 sikap orang tua ketika mendidik anak dari balita hingga Remaja - Orang tua sangat berperan dalam tumbuh kembang seorang anak, terutama pada masa – masa pertumbuhan awal (balita) hingga menuju fase remaja.
Anak yang baru dilahirkan masih dalam keadaan fitrah dan belum mengetahui berbagai ilmu dan pengetahuan sehingga apa yang kadang – kadang dilihat anak merupakan suatu pendidikan juga.
Sebagai orang tua tentu ingin memiliki anak – anak yang memiliki keperibadian yang baik, berwawasan luas, sehat, dan lain sebagainya.
![]() |
3 sikap orang tua ketika mendidik anak dari balita hingga Remaja |
Perkataan ini saya kutip dari teman saya dan ia juga mengutip dari syeh ali jabir, yang mengatakan ada 3 sikap yang harus dilakukan orang tua ketika mendidik anak dari fase balita hingga menginjak remaja dan awal dewasa.
Nah, dalam artikel kali ini kita akan mengulas sedikit mengenai hal ini, apa saja itu? Untuk lebih jelasnya, YUK! kita simak ulasan berikut ini.
#3 sikap orang tua ketika mendidik anak dari balita hingga Remaja
Banyak sekali ilmu-ilmu yang mengulas mengenai cara – cara mendidik seorang anak, bisa kita ambil dari ilmu psikologi, ilmu agama, atau cabang – cabang ilmu lainnya.
Setiap ilmu – ilmu yang membahas mengenai tata cara mendidik anak yang baik, tentu memiliki kelebihan dan kekurangan-nya masing – masing, dimana dapat kita ketahui bahwa semuanya itu baik apabila diterapkan.
Salah satunya pendapat dari teman saya ini yang ia peroleh dari ceramah syeh ali jabir, bahwa orang tua harus bisa menyesuaikan diri dengan perubahan sikap anak sesuai dengan umur perkembangan anak tersebut. Diantaranya sebagai berikut :
#1. Jadikan ia RAJA
(0 – 5 - 8 tahun) pada fase ini anak – anak masih berada pada proses pertumbuhan awal, anan – anak akan lebih suka bermain bersama teman – temannya, serta melakukan hal – hal baru yang menurutnya dapat membuat dia senang, sikap orang tua pada fase ini tidak bisa terlalu keras atau memaksakan kehendak EGO -nya sendiri, melainkan lebih kepada bagaimana menjadikan anak seorang RAJA.
(0 – 5 - 8 tahun) pada fase ini anak – anak masih berada pada proses pertumbuhan awal, anan – anak akan lebih suka bermain bersama teman – temannya, serta melakukan hal – hal baru yang menurutnya dapat membuat dia senang, sikap orang tua pada fase ini tidak bisa terlalu keras atau memaksakan kehendak EGO -nya sendiri, melainkan lebih kepada bagaimana menjadikan anak seorang RAJA.
Namun arti RAJA disini tidak secara mutlak mengikuti segala keinginan anak, karna tugas orang tua lebih kepada membimbing anak melakukan hal – hal yang benar dengan tidak menekan harus melakukan ini dan itu.
Pernah saya membaca salah satu Artikel dari blog tetangga. Bahwa marah pada seorang anak kisaran 0 – 5 tahuan dapat merusak beribu-ribu sel dalam otakanya, anak – anak cendrung akan mengalami berbagai masalah keperibadian ketika menginjak usia remaja walaupun pendapat ini tidak bisa dibuktikan secara konkret.
Jadi intinya bahwa sikap Menjadikan anak seorang raja tidak secara mutlak atau memenuhi segala kehendaknya karena dapat memicu anak berkepribadian manja, namun tidak semestinya juga orang tua memaksakan kehendaknya sendiri, karna pada fase ini adalah dunianya sebagai seorang anak – anak, kita tidak bisa memahaminya jika kita tidak bisa menjadi seperti dia.
#2. Jadikan ia TAWANAN
(8 – 16 – 17 Tahun) pernahkah anda melalui masa puber? Bagaimanakah sikap anda? Pada umumnya anak – anak yang memasuki masa puber lebih cendrung mengalami perubahan yang signifikan karna ia sudah benar-benar mengenal dunai luar, apalagi dijaman sekarang usia puber bukan lagi awal melihat jendela dunia melainkan sudah menjelajahi berbagai makna-makna kehidupan, namun dalam arti kata tidak secara menyeluruh benar karna pemikirannya masih labih dan ingin coba-coba.
(8 – 16 – 17 Tahun) pernahkah anda melalui masa puber? Bagaimanakah sikap anda? Pada umumnya anak – anak yang memasuki masa puber lebih cendrung mengalami perubahan yang signifikan karna ia sudah benar-benar mengenal dunai luar, apalagi dijaman sekarang usia puber bukan lagi awal melihat jendela dunia melainkan sudah menjelajahi berbagai makna-makna kehidupan, namun dalam arti kata tidak secara menyeluruh benar karna pemikirannya masih labih dan ingin coba-coba.
Kata Coba-coba sering di lontarkan pada fase ini (puber) karna anak – anak akan cendrung ingin melakukan segala hal yang dilihatnya dan ingin menirukannya, suka atau tidak suka, rasa penasaran itu akan selalu muncul hingga ia mecobanya.
Artikel terkait lainnya : Lembaran baru – semangat baru untuk kamu yang galau di putusin pacar atau usaha yang tidak kunjung menghasilkan
Untuk itu pada fase sikap orang tua juga perlu berubah dari yang dulunya menjadikan anak – anak seorang raja, dan turun secara drastis menjadikan seorang anak seorang tawanan yang harus di awasi setiap gerak – gerinya (kiasan).
Secara sederhana seorang tawanan tentu tidak mudah melakukan berbagai hal ia sukai, karna setiap langkah dan tindakannya harus sesuai peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan sebelumnya, bigutlah perumpaan seorang anak yang masuk pada area puber awal.
Pada fase inilah anak – anak yang cendrung mencoba dan terus mencoba, untuk itu orang tua benar – benar ekstra mengawasi, paling tidak tahu apa yang ia lakukan, kepada siapa ia berteman, dan bagaimana sikap dan tingkah lakunya.
#3. Jadikan ia SAHABAT
(17 – 18 – 22 – 24 Tahun) ketika masa puber berada di puncak dan memasuki masa dewasa awal, biasanya anak-anak akan berubah menjadi pribadi yang mandiri serta sudah mampu membedakan mana yang baik dan buruk bagi dirinya, tetapi terkadang masih tetap perlu bimbingan dan arahan yang dapat memberikan tambahan dan pengetahuan bagi seorang anak untuk menentukan tujuan dari yang inginkan.
(17 – 18 – 22 – 24 Tahun) ketika masa puber berada di puncak dan memasuki masa dewasa awal, biasanya anak-anak akan berubah menjadi pribadi yang mandiri serta sudah mampu membedakan mana yang baik dan buruk bagi dirinya, tetapi terkadang masih tetap perlu bimbingan dan arahan yang dapat memberikan tambahan dan pengetahuan bagi seorang anak untuk menentukan tujuan dari yang inginkan.
Pada masa seseorang sering sakali mengalami berbagai problem hidup yang terkadang ia butuh bantuan penyelesaian, namun terkadang sering sekali ia beranggapan bahwa, masalah pada dirinya harus bisa diselesaikan dengan baik tampa harus melibatkan orang lain, walupun itu keluarganya sendiri.
Untuk itulah pada fase ini orang tua harus merubah dirinya dari menawan atau membelenggua anak dari berbagai hal – hal beruk menajadi seorang yang sangat akrab bahkan melebihi teman sejatinya sendiri. Untuk itu sikap orang tua menjadikan seorang anaknya sendiri menjadi teman bicara serta teman berbagi berbagai masalah dan problem hidup si anak.
Nah, sekarang kamu sudah tahu bukan dasar umum yang bisa anda jadikan tambahan ilmu atau referensi dalam mendidik anak anda. Sebenarnya setiap orang tua dan anak memiliki tabiat masing – masing serta anak yang satu dan yang lain tentu memiliki kebiasaan dan tingkah laku yang berbeda, untuk itu yang dapat memahami keadaan dan kondisi anak itu sendiri adalah orang tuanya masing- masing, tentu hal ini menjadikan bahwa orang tualah yang harus tahu akan apa yang dilakukan serta tindakan yang harus diambil, salah satu yang dapat dilakukan dari sekian banyak ilmu adalah #3 tips diatas.
Semoga artikel yang singkat ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman anda mengenai cara mendidik anak yang baik, sampai jumpa lagi, bye.
Baca juga :
Posting Komentar untuk "3 sikap orang tua ketika mendidik anak dari balita hingga Remaja"
Apa tanggapan anda tentang artikel diatas?