PENERAPAN PEMBELAJARAN SOSIAL-EMOSIONAL (PSE) DI MTsS AL BAQIYATUSSHALIHAT
Pembelajaran pada jenjang madrasah saat ini tidak
hanya menekankan penguasaan aspek kognitif, tetapi juga pengembangan karakter,
mental, dan kecakapan sosial peserta didik. Tantangan sosial seperti
perundungan, tekanan akademik, kurangnya kepercayaan diri, serta perubahan
karakter remaja di era digital menjadi isu yang semakin membutuhkan perhatian
serius di lingkungan pendidikan. MTs/MTsS Al Baqiyatusshalihat sebagai lembaga
pendidikan berbasis keislaman memiliki tanggung jawab untuk membentuk peserta
didik yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara
emosional, spiritual, dan sosial.
Program Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) hadir sebagai jawaban atas kebutuhan tersebut. PSE merupakan upaya terstruktur untuk membantu peserta didik mengenali dan mengelola emosi, membangun empati, menjalin hubungan positif, mengambil keputusan yang bertanggung jawab, serta menunjukkan perilaku yang berakhlak mulia. Nilai-nilai dalam PSE selaras dengan prinsip pendidikan Islam, seperti akhlak karimah, adab, kesantunan, dan tanggung jawab.
Di lingkungan MTs/MTsS Al Baqiyatusshalihat, beragam latar belakang siswa dan dinamika kehidupan remaja menuntut adanya strategi pendidikan yang lebih holistik. Guru tidak lagi berperan hanya sebagai sumber informasi, tetapi juga fasilitator perkembangan kepribadian peserta didik. Implementasi PSE membantu meningkatkan kualitas proses belajar mengajar karena siswa yang memiliki keterampilan sosial emosional yang baik cenderung lebih fokus, memahami instruksi dengan lebih baik, dan memiliki motivasi belajar yang lebih tinggi.
Selain itu, perubahan kurikulum nasional menuju pembelajaran yang lebih berpusat pada peserta didik mendorong madrasah untuk menerapkan pendekatan pembelajaran yang mendukung kesejahteraan psikologis siswa. PSE menjadi bagian penting dalam menciptakan lingkungan madrasah yang aman, inklusif, dan menyenangkan, sejalan dengan visi lembaga dalam membentuk generasi yang beriman, berilmu, dan berakhlak mulia.
Oleh karena itu, penerapan PSE di MTs/MTsS Al Baqiyatusshalihat dipandang sangat penting sebagai upaya strategis untuk:
1. Mengoptimalkan perkembangan akademik dan non-akademik peserta didik.
2. Mencegah munculnya perilaku negatif seperti perundungan, konflik sosial, dan kecemasan berlebih.
3. Memperkuat nilai-nilai karakter Islami dalam kehidupan sehari-hari.
4. Memfasilitasi guru dalam membangun hubungan positif dan efektif dengan peserta didik.
Dengan latar belakang tersebut, implementasi Pembelajaran Sosial Emosional di MTs/MTsS Al Baqiyatusshalihat menjadi bagian integral dari peningkatan kualitas pendidikan madrasah dan pembentukan generasi yang berkarakter unggul.
PENGERTIAN PEMBELAJARAN SOSIAL-EMOSIONAL (PSE)
Pembelajaran Sosial-Emosional (PSE) adalah proses pendidikan yang dirancang untuk membantu peserta didik mengembangkan keterampilan dalam mengenali dan mengelola emosi, membangun hubungan sosial yang positif, menunjukkan empati, membuat keputusan yang bertanggung jawab, serta berperilaku secara etis dalam kehidupan sehari-hari. PSE menekankan pengembangan kemampuan non-kognitif sebagai pendamping keterampilan akademik, sehingga siswa tumbuh menjadi pribadi yang seimbang secara intelektual, emosional, dan sosial.
PSE mengintegrasikan lima kompetensi utama, yaitu:
1. Kesadaran diri (self-awareness): kemampuan mengenali emosi, nilai, kekuatan, dan kelemahan diri.
2. Pengelolaan diri (self-management): kemampuan mengatur emosi, mengendalikan diri, manajemen stres, dan motivasi diri.
3. Kesadaran sosial (social awareness): kemampuan memahami perasaan, perspektif, dan kondisi orang lain, serta menunjukkan empati.
4. Keterampilan berelasi (relationship skills): kemampuan membangun dan menjaga hubungan yang sehat, efektif, dan saling menghargai.
5. Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab (responsible decision-making): kemampuan memilih tindakan yang tepat berdasarkan etika, norma, dan dampaknya terhadap diri sendiri maupun lingkungan.
PSE tidak hanya terjadi melalui kegiatan belajar di kelas, tetapi juga melalui budaya sekolah/madrasah, interaksi sehari-hari, serta kolaborasi antara guru, siswa, orang tua, dan masyarakat. Dengan demikian, PSE berfungsi sebagai dasar dalam membentuk peserta didik yang berkarakter, resilien, berakhlak mulia, serta siap menghadapi tantangan sosial dan emosional dalam kehidupan.
Pembelajaran Sosial-Emosional (PSE) di MTsS Al Baqiyatusshalihat adalah proses pendidikan yang terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran, pembiasaan, dan budaya madrasah untuk membantu peserta didik mengembangkan kecakapan dalam mengenali dan mengelola emosi, membangun hubungan sosial yang sehat, berperilaku sesuai nilai-nilai Islam, serta membuat keputusan yang bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari.
PSE di lingkungan MTsS Al Baqiyatusshalihat tidak hanya berfokus pada penguatan aspek psikologis siswa, tetapi juga memperkuat akhlakul karimah sebagai ciri khas pendidikan madrasah. Melalui PSE, peserta didik dibimbing untuk menjadi pribadi yang:
· memiliki kesadaran diri dan adab yang baik,
· mampu mengendalikan emosi sesuai tuntunan akhlak Islam,
· menunjukkan empati dan kepedulian terhadap sesama,
· mampu berkomunikasi dan bekerja sama secara harmonis,
· serta mengambil keputusan yang bijaksana dan sesuai nilai syariat.
Dengan demikian, PSE di MTsS Al Baqiyatusshalihat merupakan pendekatan yang menggabungkan kompetensi sosial-emosional modern dengan nilai-nilai keislaman yang menjadi ruh pendidikan madrasah, sehingga peserta didik dapat tumbuh sebagai generasi yang beriman, berakhlak mulia, berkarakter kuat, dan siap menghadapi tantangan zaman.
TUJUAN PEMBELAJARAN SOSIAL-EMOSIONAL (PSE)
1. Mengembangkan kesadaran diri (self-awareness)
Membantu peserta didik memahami emosi, nilai, potensi, dan kelemahannya sehingga mampu membangun identitas diri yang positif.
2. Meningkatkan kemampuan pengelolaan diri (self-management)
Membimbing siswa untuk mampu mengendalikan emosi, mengatasi stres, memotivasi diri, dan menunjukkan kedisiplinan dalam menjalani aktivitas belajar maupun kehidupan sehari-hari.
3. Menumbuhkan kesadaran sosial (social awareness)
Mengembangkan empati, kepedulian, serta kemampuan memahami perspektif orang lain agar siswa mampu berinteraksi secara harmonis di lingkungan sosial.
4. Meningkatkan keterampilan membangun hubungan (relationship skills)
Membantu peserta didik berkomunikasi dengan baik, bekerja sama, menghargai perbedaan, menyelesaikan konflik secara positif, dan membangun hubungan yang sehat dengan teman, guru, dan masyarakat.
5. Mendorong pengambilan keputusan yang bertanggung jawab (responsible decision-making)
Membekali siswa dengan kemampuan berpikir kritis, mempertimbangkan akibat dari tindakan, serta membuat keputusan yang sesuai etika, norma, dan nilai moral.
6. Mendukung keberhasilan belajar akademik
Dengan kondisi sosial-emosional yang sehat, siswa menjadi lebih fokus, termotivasi, dan siap mengikuti proses pembelajaran.
7. Membentuk karakter dan akhlak mulia
PSE membantu menanamkan nilai-nilai etika, adab, dan tanggung jawab sehingga siswa berkembang menjadi pribadi yang berakhlak, mandiri, dan bertanggung jawab.
8. Menciptakan lingkungan sekolah yang aman, positif, dan inklusif
PSE mendorong terciptanya budaya sekolah yang mendukung kesejahteraan psikologis, menekan perundungan, dan memperkuat rasa saling menghargai.
TUJUAN PEMBELAJARAN SOSIAL-EMOSIONAL (PSE) DI MTsS AL BAQIYATUSSHALIHAT
1. Menumbuhkan sikap berakhlak mulia sesuai nilai-nilai Islam
Membantu peserta didik membiasakan perilaku santun, jujur, disiplin, dan bertanggung jawab sebagai bagian dari pembentukan akhlakul karimah yang menjadi ciri khas pendidikan di madrasah.
2. Membentuk kesadaran diri yang kuat dan beradab
Mengembangkan kemampuan siswa dalam memahami emosi, potensi, serta batas diri, sekaligus mengarahkan mereka untuk menjaga adab terhadap guru, teman, dan lingkungan madrasah.
3. Mengembangkan kemampuan pengendalian diri secara Islami
Melatih siswa mengatur emosi dan perilaku berdasarkan tuntunan syariat—seperti sabar, tawakal, rendah hati, dan tidak mudah terprovokasi terhadap konflik.
4. Menumbuhkan empati dan sikap tolong-menolong (ta'awun)
Mendorong peserta didik untuk memiliki kepedulian sosial, menghargai perbedaan, serta mampu memahami perasaan dan kebutuhan orang lain, sesuai dengan nilai ukhuwah Islamiyah.
5. Meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan bekerja sama
Membantu siswa membangun hubungan positif, saling menghargai, mampu berdiskusi, menyelesaikan konflik secara sehat, dan bekerja dalam kelompok dengan baik dalam kegiatan madrasah.
6. Menanamkan kemampuan mengambil keputusan yang bertanggung jawab
Mengarahkan siswa untuk mempertimbangkan dampak moral, sosial, dan agama dalam setiap tindakan, sehingga mampu membuat keputusan yang bijak dan sesuai ajaran Islam.
7. Mendukung keberhasilan belajar di madrasah
Membantu siswa memiliki fokus, motivasi, dan kesiapan mental dalam mengikuti pembelajaran, sehingga prestasi akademik dapat meningkat secara optimal.
8. Menciptakan budaya madrasah yang aman, tertib, dan penuh kasih sayang
PSE diterapkan untuk menekan perilaku negatif seperti perundungan, tawuran, dan sikap intoleran, serta memperkuat suasana madrasah yang harmonis, inklusif, dan religius.
MANFAAT PEMBELAJARAN SOSIAL-EMOSIONAL (PSE) DI MTsS AL BAQIYATUSSHALIHAT
1. Menguatkan Akhlakul Karimah Peserta Didik
PSE membantu siswa membiasakan nilai-nilai seperti sopan santun, jujur, disiplin, sabar, dan tanggung jawab yang selaras dengan visi pendidikan Islam di madrasah.
2. Membantu Peserta Didik Mengelola Emosi Sesuai Nilai Islam
Dengan bimbingan PSE, siswa belajar mengendalikan amarah, mengelola stres, dan menjaga ketenangan hati melalui pendekatan emosional yang dipadukan dengan nilai-nilai ibadah dan adab.
3. Meningkatkan Hubungan Antar Siswa dan Guru
PSE menumbuhkan sikap saling menghargai, empati, dan komunikasi yang sehat sehingga tercipta suasana kelas yang harmonis dan saling mendukung.
4. Mengurangi Perilaku Negatif di Madrasah
Implementasi PSE dapat mengurangi kasus perundungan, pertengkaran, sikap intoleran, serta perilaku kurang disiplin yang kerap muncul pada usia remaja.
5. Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar
Siswa yang secara emosional baik akan lebih fokus, termotivasi, dan memiliki dorongan belajar tinggi sehingga prestasi akademik meningkat.
6. Menciptakan Lingkungan Madrasah yang Aman dan Kondusif
PSE membantu mewujudkan budaya madrasah yang penuh rasa saling menghormati, aman, serta nyaman bagi siswa untuk belajar dan berkembang.
7. Mengembangkan Sikap Peduli dan Kerja Sama (Ukhuwah Islamiyah)
Peserta didik lebih terbiasa melakukan kerja kelompok, kegiatan sosial, saling membantu, serta menghargai perbedaan satu sama lain.
8. Membekali Siswa dengan Kecakapan Hidup (Life Skills)
PSE memberikan keterampilan penting seperti pengambilan keputusan yang bijak, kemampuan menyelesaikan masalah, dan kemandirian yang dibutuhkan di masa depan.
9. Memperkuat Peran Guru dalam Pembinaan Karakter
Guru lebih mudah memahami kondisi emosional siswa dan mampu menerapkan pembelajaran yang memperhatikan perkembangan sosial-emosional mereka.
10. Meningkatkan Kolaborasi antara Madrasah dan Orang Tua
PSE mendorong komunikasi yang lebih baik antara madrasah dan keluarga sehingga orang tua dapat berperan aktif dalam mendukung perkembangan anak.
PENERAPAN PEMBELAJARAN SOSIAL-EMOSIONAL (PSE) PADA KELAS MTSS AL BAQIYATUSSHALIHAT
Penerapan PSE di MTsS Al Baqiyatusshalihat dilakukan melalui tiga pendekatan utama: integrasi dalam pembelajaran, pembiasaan budaya madrasah, serta penguatan melalui kegiatan ekstrakurikuler dan layanan konseling. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Integrasi PSE dalam Pembelajaran di Kelas
1. Pembukaan pembelajaran dengan kegiatan refleksi atau salam sapa
Guru memulai kelas dengan doa, salam, tanya kabar, atau refleksi sederhana untuk mengenali kondisi emosional siswa.
2. Penerapan metode pembelajaran kooperatif
Seperti think-pair-share, diskusi kelompok, atau project-based learning yang mendorong siswa berkomunikasi, berkolaborasi, dan saling menghargai.
3. Penyisipan nilai sosial-emosional dalam materi pelajaran
Guru mengaitkan materi dengan nilai-nilai seperti kejujuran, kerja sama, empati, tanggung jawab, dan adab, sesuai konteks mata pelajaran.
4. Penguatan melalui umpan balik positif
Guru memberikan apresiasi atas perilaku baik siswa seperti kedisiplinan, kerja sama, atau kemampuan mengelola emosi.
5. Latihan regulasi emosi dan mindfulness sederhana
Guru mengajak siswa melakukan teknik pernapasan, jeda hening, atau istirahat sejenak ketika kelas mulai kurang kondusif.
1. Pembukaan pembelajaran dengan kegiatan refleksi atau salam sapa
Guru memulai kelas dengan doa, salam, tanya kabar, atau refleksi sederhana untuk mengenali kondisi emosional siswa.
2. Penerapan metode pembelajaran kooperatif
Seperti think-pair-share, diskusi kelompok, atau project-based learning yang mendorong siswa berkomunikasi, berkolaborasi, dan saling menghargai.
3. Penyisipan nilai sosial-emosional dalam materi pelajaran
Guru mengaitkan materi dengan nilai-nilai seperti kejujuran, kerja sama, empati, tanggung jawab, dan adab, sesuai konteks mata pelajaran.
4. Penguatan melalui umpan balik positif
Guru memberikan apresiasi atas perilaku baik siswa seperti kedisiplinan, kerja sama, atau kemampuan mengelola emosi.
5. Latihan regulasi emosi dan mindfulness sederhana
Guru mengajak siswa melakukan teknik pernapasan, jeda hening, atau istirahat sejenak ketika kelas mulai kurang kondusif.
2. Penerapan PSE Melalui Budaya dan Pembiasaan Madrasah
1. Pembiasaan akhlak dan adab
Seperti salam ketika bertemu guru, antre dengan tertib, merapikan kelas, dan menjaga kebersihan sebagai bentuk pembiasaan sosial-emosional.
2. Program “Senyum, Salam, Sapa dan Santun”
Guru dan siswa membiasakan interaksi positif setiap hari untuk memperkuat kesadaran sosial dan keterampilan berelasi.
3. Penerapan disiplin positif
Madrasah menggunakan pendekatan yang ramah anak—bukan hukuman keras—tetapi pembinaan, dialog, dan pemahaman dampak perilaku.
4. Kegiatan doa dan dzikir bersama
Digunakan untuk menguatkan ketenangan emosi, kedekatan spiritual, dan pengendalian diri siswa.
3. Penguatan PSE melalui Ekstrakurikuler dan Kegiatan Madrasah
1. Kegiatan keagamaan (tahfidz, hadrah, tadarus)
Melatih ketekunan, kesabaran, kerja sama, dan pengendalian diri.
2. Kegiatan sosial
Seperti bakti sosial, berbagi kepada sesama, atau kunjungan peduli, untuk mengasah empati dan kepedulian sosial (ta’awun).
3. Ekstrakurikuler seni, olahraga, dan organisasi OSIS
Melatih keterampilan sosial, komunikasi, kepemimpinan, dan kemampuan memecahkan masalah.
4. Program layanan konseling madrasah
Guru BK memberikan pendampingan bagi siswa yang membutuhkan bantuan dalam mengelola emosi, beradaptasi sosial, atau menghadapi masalah pribadi.
4. Penerapan PSE Melalui Hubungan Guru–Siswa
1. Guru menjadi teladan (role model)
Guru memperlihatkan sikap sabar, empati, dan komunikasi baik sehingga menjadi contoh nyata bagi siswa.
2. Membangun hubungan positif
Guru mendengarkan, memahami, dan menghargai setiap siswa sehingga tercipta rasa aman dan saling percaya di kelas.
3. Pendekatan individual
Guru memahami karakter dan kebutuhan emosional tiap siswa agar dapat memberi dukungan yang tepat.
5. Penilaian dan Refleksi PSE
1. Penilaian perilaku dan sikap
Melalui observasi, jurnal refleksi siswa, dan catatan guru terhadap perilaku positif dalam kelas.
2. Refleksi berkala
Guru dan siswa bersama-sama mengevaluasi suasana kelas, hubungan sosial, dan perkembangan keterampilan emosional.
REFLEKSI PENERAPAN PEMBELAJARAN SOSIAL-EMOSIONAL (PSE) DI MTsS AL BAQIYATUSSHALIHAT
Penerapan Pembelajaran Sosial-Emosional (PSE) di MTsS Al Baqiyatusshalihat memberikan gambaran bahwa pendidikan yang efektif tidak hanya berfokus pada capaian akademik, tetapi juga pada penguatan karakter dan kesejahteraan emosional peserta didik. Melalui berbagai kegiatan pembelajaran, pembiasaan, serta interaksi harian di madrasah, siswa menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam kemampuan mengelola emosi, berkomunikasi secara positif, bekerja sama, dan menunjukkan sikap saling menghargai.
Meskipun demikian, pelaksanaan PSE masih memerlukan konsistensi dan kolaborasi yang lebih kuat antara guru, orang tua, dan pihak madrasah. Beberapa siswa masih membutuhkan pendampingan lebih intens dalam regulasi emosi dan kedisiplinan. Hal ini menjadi pengingat bahwa proses penguatan sosial-emosional adalah perjalanan jangka panjang yang tidak dapat dicapai secara instan. Guru perlu terus menjadi teladan, membangun hubungan yang positif, dan menggunakan pendekatan pembelajaran yang ramah anak.
Refleksi ini juga menunjukkan bahwa nilai-nilai Islam—seperti akhlakul karimah, kesabaran, empati, dan tanggung jawab—dapat terintegrasi secara harmonis dalam praktik PSE. Ketika peserta didik mampu memadukan pengelolaan emosi dengan adab dan spiritualitas, mereka bukan hanya menjadi siswa yang cerdas secara akademik, tetapi juga pribadi yang matang secara emosional dan berkarakter mulia.
Ke depan, penguatan PSE perlu dilakukan melalui pelatihan guru, penciptaan lingkungan madrasah yang semakin kondusif, serta evaluasi penerapan yang berkelanjutan. Dengan upaya bersama, MTsS Al Baqiyatusshalihat dapat menjadi madrasah yang tidak hanya unggul dalam pembelajaran, tetapi juga dalam membentuk generasi yang berakhlak, empatik, dan siap menghadapi tantangan zaman.
Dengan melihat perkembangan yang terjadi, jelas bahwa Pembelajaran Sosial-Emosional (PSE) memberikan pondasi penting bagi pembentukan karakter peserta didik di MTsS Al Baqiyatusshalihat. Proses ini tidak hanya berdampak pada perilaku siswa di lingkungan madrasah, tetapi juga mulai terlihat dalam kehidupan mereka di rumah dan masyarakat. Beberapa guru mencatat adanya perubahan positif berupa meningkatnya sikap saling menghargai antar siswa, kemampuan menyampaikan pendapat dengan sopan, serta meningkatnya kesadaran mereka dalam menjaga ketertiban kelas.
Namun, refleksi ini juga mengingatkan bahwa pelaksanaan PSE perlu terus menyesuaikan diri dengan karakteristik siswa yang beragam. Tidak semua peserta didik merespons pendekatan sosial-emosional dengan kecepatan yang sama. Ada yang membutuhkan perhatian lebih, terutama dalam hal manajemen emosi, kemampuan beradaptasi sosial, dan membangun rasa percaya diri. Oleh karena itu, guru perlu menerapkan strategi diferensiasi, memberikan dukungan sesuai kebutuhan masing-masing siswa agar PSE dapat berjalan secara efektif dan inklusif.
Selain itu, penting bagi madrasah untuk memperkuat kolaborasi antara guru, wali kelas, guru BK, dan orang tua. Ketika komunikasi berjalan dengan baik, penguatan sosial-emosional tidak hanya terjadi di madrasah tetapi juga di rumah. Sikap positif yang dibangun di kelas akan semakin berkembang ketika mendapat dukungan dari lingkungan keluarga. Kolaborasi yang berkelanjutan ini menjadi salah satu kunci keberhasilan penerapan PSE.
Secara keseluruhan, refleksi ini menegaskan bahwa PSE bukan sekadar program tambahan, melainkan bagian integral dari pendidikan di MTsS Al Baqiyatusshalihat. Dengan konsistensi, keteladanan, dan komitmen semua pihak, PSE mampu membentuk peserta didik yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga matang dalam sikap, emosi, dan interaksi sosial. Harapannya, perkembangan ini dapat menjadi modal penting bagi siswa dalam menapaki masa depan yang penuh tantangan.
UMPAN BALIK DARI TEMAN SEJAWAT
Umpan
Balik Siswa – M. Lutfi Hakim, Kelas 7A
“Pelajaran PSE sangat membantu saya memahami perasaan diri sendiri. Dulu saya sering marah atau kesal ketika teman berbeda pendapat, tapi sekarang saya belajar cara menenangkan diri dan berbicara dengan sopan. Saya juga jadi lebih bisa bekerja sama dengan teman saat belajar kelompok.”
“Pelajaran PSE sangat membantu saya memahami perasaan diri sendiri. Dulu saya sering marah atau kesal ketika teman berbeda pendapat, tapi sekarang saya belajar cara menenangkan diri dan berbicara dengan sopan. Saya juga jadi lebih bisa bekerja sama dengan teman saat belajar kelompok.”
Umpan
Balik Siswa – Tirja Jaja Pranggali,
Kelas 8B
“Saya senang mengikuti kegiatan PSE karena kita diajarkan untuk saling menghargai dan membantu teman yang kesulitan. Misalnya saat diskusi kelompok, saya belajar mendengarkan pendapat teman lain dan tidak memaksakan kehendak sendiri. Rasanya kelas jadi lebih nyaman dan menyenangkan.”
“Saya senang mengikuti kegiatan PSE karena kita diajarkan untuk saling menghargai dan membantu teman yang kesulitan. Misalnya saat diskusi kelompok, saya belajar mendengarkan pendapat teman lain dan tidak memaksakan kehendak sendiri. Rasanya kelas jadi lebih nyaman dan menyenangkan.”
Umpan
Balik Siswa – Ardhabilly, Kelas 8A
“Melalui PSE, saya belajar tentang empati dan tanggung jawab. Sekarang saya lebih peduli ketika teman sedih atau kesulitan, dan berusaha membantu sebisa mungkin. Saya juga merasa lebih percaya diri saat berbicara di depan kelas karena sudah belajar mengatur rasa gugup dan emosi.”
“Melalui PSE, saya belajar tentang empati dan tanggung jawab. Sekarang saya lebih peduli ketika teman sedih atau kesulitan, dan berusaha membantu sebisa mungkin. Saya juga merasa lebih percaya diri saat berbicara di depan kelas karena sudah belajar mengatur rasa gugup dan emosi.”
UMPAN BALIK DARI TEMAN SEJAWAT
Nama
Guru : Ustadz Ahmad Fauzan
Umpan Balik
Materi PSE sangat relevan dengan kondisi siswa di kelas saya. Saya menyadari bahwa kemampuan akademik saja tidak cukup; banyak siswa yang kesulitan mengendalikan emosi ketika menghadapi tugas atau ulangan. Dengan memahami PSE, saya mencoba menerapkan pembiasaan sederhana seperti memberikan waktu refleksi dan menanamkan adab sebelum memulai pelajaran. Saya merasa pendekatan ini membuat kelas lebih tenang dan siswa lebih mudah menerima materi. Ke depannya, saya ingin lebih konsisten menanamkan nilai akhlak melalui PSE agar karakter siswa semakin kuat.
Umpan Balik
Materi PSE sangat relevan dengan kondisi siswa di kelas saya. Saya menyadari bahwa kemampuan akademik saja tidak cukup; banyak siswa yang kesulitan mengendalikan emosi ketika menghadapi tugas atau ulangan. Dengan memahami PSE, saya mencoba menerapkan pembiasaan sederhana seperti memberikan waktu refleksi dan menanamkan adab sebelum memulai pelajaran. Saya merasa pendekatan ini membuat kelas lebih tenang dan siswa lebih mudah menerima materi. Ke depannya, saya ingin lebih konsisten menanamkan nilai akhlak melalui PSE agar karakter siswa semakin kuat.
Nama
Guru : Ustadz M.Abrar
Umpan Balik
Materi PSE membuka wawasan baru bagi saya dalam mendampingi siswa. Saya sebelumnya fokus pada pencapaian akademik, namun ternyata regulasi emosi dan kemampuan sosial sangat memengaruhi hasil belajar. Saya mulai menerapkan metode diskusi kelompok dan memberi apresiasi atas perilaku positif. Hasilnya, siswa lebih aktif bekerja sama dan lebih percaya diri saat mengerjakan soal. Saya menyadari pentingnya menjadi teladan bagi siswa agar nilai-nilai sosial-emosional dapat mereka tiru.
Umpan Balik
Materi PSE membuka wawasan baru bagi saya dalam mendampingi siswa. Saya sebelumnya fokus pada pencapaian akademik, namun ternyata regulasi emosi dan kemampuan sosial sangat memengaruhi hasil belajar. Saya mulai menerapkan metode diskusi kelompok dan memberi apresiasi atas perilaku positif. Hasilnya, siswa lebih aktif bekerja sama dan lebih percaya diri saat mengerjakan soal. Saya menyadari pentingnya menjadi teladan bagi siswa agar nilai-nilai sosial-emosional dapat mereka tiru.
Nama
Guru : Ustadz Moh Hanafi
Umpan Balik
Saya sangat terinspirasi dengan materi PSE. Melalui pembelajaran ini, saya belajar bagaimana membangun hubungan yang positif dengan siswa dan mengajarkan mereka cara mengekspresikan perasaan dengan tepat. Saya mencoba memasukkan kegiatan menulis refleksi harian tentang emosi dan pengalaman sosial mereka. Hasilnya, siswa lebih terbuka dalam menyampaikan perasaan dan konflik kecil di kelas dapat diselesaikan dengan baik. Saya merasa PSE sangat membantu dalam membentuk siswa yang lebih matang secara emosional dan sosial.
Umpan Balik
Saya sangat terinspirasi dengan materi PSE. Melalui pembelajaran ini, saya belajar bagaimana membangun hubungan yang positif dengan siswa dan mengajarkan mereka cara mengekspresikan perasaan dengan tepat. Saya mencoba memasukkan kegiatan menulis refleksi harian tentang emosi dan pengalaman sosial mereka. Hasilnya, siswa lebih terbuka dalam menyampaikan perasaan dan konflik kecil di kelas dapat diselesaikan dengan baik. Saya merasa PSE sangat membantu dalam membentuk siswa yang lebih matang secara emosional dan sosial.


Posting Komentar untuk "PENERAPAN PEMBELAJARAN SOSIAL-EMOSIONAL (PSE) DI MTsS AL BAQIYATUSSHALIHAT"
Apa tanggapan anda tentang artikel diatas?