Memahami Kalimat Majemuk Setara dan Majemuk Bertingkat: Pengertian, Ciri, dan Contohnya
Memahami Kalimat Majemuk Setara dan Majemuk Bertingkat: Pengertian, Ciri, dan Contohnya - Bahasa Indonesia memiliki berbagai jenis kalimat yang perlu dipahami agar kita dapat menulis dan berbicara dengan tepat. Salah satu pembagian penting adalah antara kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Dalam kalimat majemuk terdapat dua jenis utama yang sering muncul dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, yaitu kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
Memahami kedua jenis kalimat ini sangat penting — terutama bagi pelajar, guru, penulis, ataupun siapa saja yang ingin mengasah kemampuan berbahasa secara efektif. Artikel ini akan membahas pengertian, ciri-ciri, jenis, serta contoh dari kedua jenis kalimat majemuk tersebut sehingga Anda bisa mengidentifikasi dan menggunakannya dengan tepat.
Pengertian Kalimat Majemuk
Sebelum masuk ke masing-masing jenis, mari pahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan kalimat majemuk.
Kalimat majemuk secara umum adalah gabungan dari dua kalimat tunggal atau lebih menjadi satu kesatuan yang dipakai untuk menyampaikan dua atau lebih informasi dalam satu kalimat. (detikcom)
Dengan demikian, kalimat majemuk memiliki lebih dari satu klausa — yaitu bagian yang mengandung subjek dan predikat. Dan hubungan antar klausa inilah yang kemudian membedakan jenisnya: apakah setara atau bertingkat.
Kalimat Majemuk Setara
Pengertian
Jenis pertama adalah kalimat majemuk setara (kadang disebut kalimat majemuk koordinatif). Pengertiannya: kalimat yang klausanya berkedudukan setara atau sederajat; masing-masing klausa dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal. (Kompas)
Misalnya: “Dia membaca buku dan adiknya menonton televisi.” Klausa 1 dan klausa 2 memiliki kedudukan yang sejajar, keduanya bisa berdiri sendiri, dan disambungkan oleh konjungsi “dan”.
Ciri-Ciri
Beberapa ciri khas kalimat majemuk setara:
-
Terdiri dari dua klausa atau lebih yang masing-masing dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal. (detikcom)
-
Klausa-klausa dihubungkan oleh konjungsi koordinatif seperti dan, atau, tetapi, sedangkan, lalu, kemudian. (detikcom)
-
Kedudukan masing-klausa setara; tidak ada klausa yang menjadi klausa utama dan klausa anak secara hirarkis. (Kompas)
-
Pola umum: Klausa 1 + konjungsi + Klausa 2 (atau lebih). (detikcom)
Jenis-Jenis
Kalimat majemuk setara dapat dibagi menurut hubungan antar klausa, antara lain:
-
Penambahan (additive) — menggunakan konjungsi dan/serta: “Ibu sedang membaca buku dan ayah mendengarkan radio.” (kumparan)
-
Pilihan (alternatif) — menggunakan konjungsi atau: “Kamu mau ikut jalan-jalan atau tetap di rumah?” (Kompas)
-
Pertentangan/perlawanan (adversatif) — menggunakan konjungsi seperti tetapi, melainkan, sedangkan: “Dia ingin pergi tetapi hujan turun deras.” (Kompas)
-
Urutan waktu (sekuensial) — menggunakan konjungsi seperti lalu, kemudian, terus: “Saya makan siang lalu saya tidur sebentar.” (Kompas)
Contoh Kalimat
Beberapa contoh kalimat majemuk setara:
-
Aku membaca buku dan adikku menonton televisi. (brilio.net)
-
Kamu bisa pergi ke pantai atau mendaki gunung. (brilio.net)
-
Dia ingin membeli baju tetapi uangnya tidak cukup. (brilio.net)
-
Aku sudah selesai tugas kemudian saya bermain game sebentar. (Kompas)
Kapan Digunakan?
Kalimat majemuk setara cocok digunakan ketika:
-
Ingin menyampaikan dua aktivitas atau fakta yang terjadi secara sejajar atau bersamaan.
-
Ingin memberikan pilihan antara dua atau lebih.
-
Ingin menunjukkan pertentangan atau perbandingan dengan setara.
-
Ingin membuat tulisan atau ucapan lebih variatif daripada hanya menggunakan kalimat tunggal terus-menerus.
Dengan menggunakan kalimat majemuk setara, Anda bisa membuat tulisan yang lebih dinamis dan tidak monoton.
Kalimat Majemuk Bertingkat
Pengertian
Jenis kedua adalah kalimat majemuk bertingkat (kadang disebut kalimat kompleks atau subordinatif). Pengertiannya: kalimat yang terdiri dari satu klausa utama (induk kalimat) dan satu atau lebih anak kalimat (klausa yang bergantung pada klausa utama). Anak kalimat tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal. (Kompas)
Contohnya: “Karena hujan, pertandingan ditunda.” Klausa “Karena hujan” adalah anak kalimat (tidak bisa berdiri sendiri secara penuh makna), sedangkan “pertandingan ditunda” adalah induk kalimat.
Ciri-Ciri
Beberapa ciri khas kalimat majemuk bertingkat:
-
Terdapat hubungan hirarkis antara klausa: klausa utama dan klausa anak yang bergantung. (detikcom)
-
Anak kalimat tidak bisa berdiri sendiri tanpa induk kalimat. (Kompas)
-
Menggunakan konjungsi subordinatif atau kata penghubung tidak setara seperti karena, sebab, agar, supaya, ketika, setelah, sebelum, meskipun, walaupun. (detikcom)
-
Struktur umum: Anak Kalimat + Induk Kalimat OR Induk Kalimat + Anak Kalimat. (Kompas)
Jenis-Jenis Hubungan Anak Kalimat
Menurut jenis hubungan anak-kalimat terhadap induk kalimat, berikut beberapa jenis yang sering muncul:
-
Hubungan waktu — anak kalimat menunjukkan waktu, menggunakan konjungsi seperti ketika, sebelum, sesudah, saat, tatkala. Contoh: “Ketika aku tiba, dia sudah pergi.” (Kompas)
-
Hubungan sebab-akibat — menggunakan konjungsi karena, sebab, oleh karena itu. Contoh: “Dia terlambat karena macet.” (Kompas)
-
Hubungan syarat — menggunakan konjungsi seperti jika, apabila, asalkan. Contoh: “Jika hujan berhenti, kita akan keluar.” (detikcom)
-
Hubungan tujuan — menggunakan konjungsi seperti agar, supaya. Contoh: “Dia belajar keras agar lulus dengan nilai bagus.” (detikcom)
-
Hubungan perbandingan atau pengganti — menggunakan konjungsi seperti seperti, bagaikan, daripada. Contoh: “Bagaikan langit dan bumi, mereka sangat berbeda.” (detikcom)
Contoh Kalimat
Beberapa contoh kalimat majemuk bertingkat:
-
Saya akan datang jika tidak hujan. (brilio.net)
-
Dia sering marah karena bawahannya selalu mengecewakan hatinya. (detikcom)
-
Agar anak-anak tidak kelaparan, ibu memasak sejak pagi. (detikcom)
-
Ketika malam mulai mencekam, kutarik selimut itu dan kupejamkan mata. (Bid TIK Polda Kepulauan Riau)
Kapan Digunakan?
Kalimat majemuk bertingkat tepat digunakan ketika:
-
Ingin menyampaikan hubungan sebab-akibat, waktu, syarat, tujuan dll dalam satu kalimat.
-
Ingin memperluas informasi suatu klausa induk dengan anak kalimat yang menjelaskan atau memberikan keterangan tambahan.
-
Ingin membuat tulisan atau ucapan yang lebih kompleks untuk menyampaikan gagasan yang lebih kaya dalam satu kalimat.
Perbandingan Antara Setara dan Bertingkat
Agar semakin jelas, mari kita bandingkan secara sistematis kedua jenis kalimat majemuk ini.
| Aspek | Kalimat Majemuk Setara | Kalimat Majemuk Bertingkat |
|---|---|---|
| Hubungan antar klausa | Setara/sejajar; tiap klausa bisa berdiri sendiri. (Kompas) | Ada hubungan induk-anak; anak klausa bergantung pada induk. (Kompas) |
| Konjungsi yang digunakan | Koordinatif: dan, atau, tetapi, sedangkan, lalu, kemudian. (detikcom) | Subordinatif: karena, agar, supaya, ketika, sebelum, setelah, meskipun, jika. (Bid TIK Polda Kepulauan Riau) |
| Struktur umum | Klausa + konjungsi + klausa (detikcom) | Induk + anak ataupun anak + induk (Kompas) |
| Contoh | “Dia tidak sombong tetapi pandai.” (Kompas) | “Rini tetap pergi bekerja meskipun hujan deras.” (Kompas) |
| Fungsi | Menyampaikan informasi yang setara, pilihan, urutan, pertentangan | Menyampaikan informasi yang bergantung, sebab-akibat, syarat, waktu, tujuan |
Dengan mengetahui perbandingan ini, Anda akan lebih mudah mengenali jenis kalimat yang digunakan dan memilih konjungsi yang tepat dalam tulisan Anda.
Mengapa Penting Menguasai Kedua Jenis Ini?
Ada beberapa alasan mengapa pemahaman terhadap kalimat majemuk setara dan bertingkat menjadi penting:
-
Menulis dengan tata bahasa yang benar
Dengan memahami struktur, Anda bisa menghindari kesalahan seperti menggabungkan klausa tanpa konjungsi yang tepat atau menggunakan konjungsi yang salah untuk jenis kalimat yang diinginkan. -
Meningkatkan variasi gaya tulisan
Jika hanya menggunakan kalimat tunggal, tulisan akan terasa monoton. Dengan menggunakan kalimat majemuk—baik setara maupun bertingkat—tulisan menjadi lebih dinamis, kompleks, dan menarik. -
Menyampaikan gagasan kompleks secara efisien
Banyak gagasan yang membutuhkan hubungan sebab-akibat, waktu, syarat, atau tujuan. Kalimat majemuk bertingkat memungkinkan Anda menyampaikan hal itu tanpa memecah menjadi banyak kalimat pendek. -
Memahami dan menganalisis teks
Dalam pembelajaran, pengujian, maupun analisis teks sastra atau non-sastra, kemampuan mengenali jenis kalimat akan membantu dalam memahami makna dan struktur teks.
Tips Praktis Menggunakan Kalimat Majemuk
Agar Anda lebih mudah menerapkan dalam praktik menulis atau berbicara, berikut beberapa tips praktis:
-
Saat akan menggabungkan dua klausa, tentukan dulu hubungan antar klausa (setara atau bertingkat). Apakah klausa 1 dan klausa 2 setara atau satu menjadi penjelas yang bergantung?
-
Pilih konjungsi yang tepat sesuai hubungan. Untuk setara: dan/atau/tetapi. Untuk bertingkat: jika/karena/agar/sebelum/ketika/dll.
-
Untuk kalimat majemuk bertingkat, pastikan anak kalimat jelas bergantung pada induk kalimat: jangan sampai anak klausa berdiri sendiri tanpa induk yang menjadikannya makna utuh.
-
Gunakan tanda baca dengan tepat: terutama koma apabila anak klausa diletakkan di awal kalimat. Contoh: “Jika hujan turun, kita tunda perjalanan.”
-
Jangan gunakan kalimat terlalu panjang tanpa struktur yang jelas, karena bisa membingungkan pembaca. Untuk kalimat bertingkat yang banyak anak klausa, pertimbangkan untuk memecah menjadi dua kalimat jika terlalu kompleks.
-
Dalam tulisan SEO atau blog, variasi antara kalimat tunggal, kalimat majemuk setara, dan kalimat majemuk bertingkat akan membuat artikel terasa alami dan enak dibaca sekaligus memenuhi kebutuhan struktur kalimat yang baik.
Kesalahan Umum yang Harus Dihindari
Berikut beberapa kesalahan yang sering terjadi ketika menggunakan kalimat majemuk:
-
Menggunakan konjungsi yang salah—misalnya menggunakan dan padahal hubungan tidak setara (seharusnya seperti karena).
-
Menaruh anak kalimat tanpa induk kalimat yang jelas, sehingga maknanya terpotong atau ambigu.
-
Kalimat yang terlalu panjang dan berbelit dengan banyak klausa anak yang membuat pembaca kehilangan jejak.
-
Menggabungkan klausa tanpa konjungsi sama sekali atau menggunakan tanda baca yang kurang tepat.
-
Tidak menyadari bahwa klausa dapat berdiri sendiri atau tidak bisa berdiri sendiri, sehingga salah klasifikasi antara setara dan bertingkat.
Ringkasan Singkat
-
Kalimat majemuk setara: dua atau lebih klausa berdiri sejajar → menggunakan konjungsi dan/atau/tetapi/lalu.
-
Kalimat majemuk bertingkat: satu klausa utama + satu atau lebih klausa anak yang bergantung → menggunakan konjungsi sebab, syarat, waktu, tujuan, dll.
-
Memahami keduanya membuat kita lebih mahir dalam menulis, berbicara, dan menganalisis teks Bahasa Indonesia.
-
Gunakan tips dan hindari kesalahan umum agar tulisan Anda lebih efektif dan profesional.
Menguasai kedua jenis kalimat majemuk—setara dan bertingkat—merupakan pondasi penting dalam keahlian berbahasa Indonesia. Dengan mengenali pengertian, ciri-ciri, jenis, serta contoh secara jelas, Anda dapat meningkatkan kualitas tulisan maupun pembicaraan Anda.
Jangan ragu untuk mempraktikkan dengan menulis beberapa kalimat sendiri: buat kalimat majemuk setara, lalu buat kalimat majemuk bertingkat. Bandingkan, lihat perbedaannya, dan latih terus agar semakin lancar.
Semoga artikel ini membantu Anda memahami dengan lebih baik dan semakin percaya diri dalam menggunakan Bahasa Indonesia secara tepat dan variatif.
Selamat menulis dan berlatih!

%20kurikulum%20merdeka%20presentasi.jpg)
Posting Komentar untuk "Memahami Kalimat Majemuk Setara dan Majemuk Bertingkat: Pengertian, Ciri, dan Contohnya"
Apa tanggapan anda tentang artikel diatas?