Memahami Kalimat Tunggal: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Contohnya dalam Bahasa Indonesia
Memahami Kalimat Tunggal: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Contohnya dalam Bahasa Indonesia - Bahasa Indonesia adalah sistem komunikasi yang kaya dan fleksibel. Salah satu unsur pokok dalam pembelajaran bahasa adalah kalimat. Di antara jenis-jenis kalimat, ada yang disebut kalimat tunggal — sebuah struktur dasar yang cukup sederhana namun sangat penting untuk dipahami, baik oleh pelajar, guru, penulis, maupun siapa saja yang ingin menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Pemahaman yang tepat tentang kalimat tunggal tidak hanya membantu dalam penyusunan kalimat yang efektif, tetapi juga membantu membedakan antara kalimat sederhana (tunggal) dan kalimat yang lebih kompleks seperti kalimat majemuk atau kompleks. Dengan demikian, artikel ini akan membahas secara lengkap: pengertian kalimat tunggal, ciri-ciri, unsur dan struktur, jenis-jenis, hingga banyak contoh yang mudah dipahami.
2. Pengertian Kalimat Tunggal
Secara umum, kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri dari satu klausa (satu kerangka utama) dan tidak memiliki konjungsi penghubung. Menurut beberapa sumber:
-
Dalam buku “Tata Kalimat Bahasa Indonesia (2009)” oleh I. B. Putrayasa, disebut bahwa kalimat tunggal (atau simpleks) adalah kalimat yang mempunyai satu klausa bebas. (Kompas)
-
Menurut definisi KBBI, kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu klausa. (Kompas TV)
-
Situs MateriBindo menjelaskan bahwa kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri atas satu subjek dan satu predikat. (MateriBindo)
Dari definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa kalimat tunggal memiliki karakteristik:
-
Hanya satu klausa (tidak ada klausa lain yang dihubungkan dengan kata penghubung).
-
Memiliki unsur minimal: subjek dan predikat.
-
Bisa diperluas dengan objek, pelengkap, keterangan, namun tetap satu klausa utama.
Dengan pengertian ini, kalimat tunggal berbeda dengan kalimat majemuk yang terdiri atas dua atau lebih klausa. (Kompas)
3. Unsur dan Struktur Kalimat Tunggal
Untuk memahami kalimat tunggal lebih dalam, kita perlu mengenali unsur-unsurnya dan struktur yang umum digunakan.
3.1 Unsur inti
Unsur inti sebuah kalimat tunggal adalah:
-
Subjek (S) — pihak atau hal yang melakukan atau berada dalam kondisi.
-
Predikat (P) — kata kerja, kata sifat, atau kata benda yang menjelaskan subjek.
Kedua unsur ini paling minimal harus ada dalam sebuah kalimat tunggal. Menurut Herusantosa (1981:7) kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu subjek dan satu predikat saja. (Eprints Unmas)
3.2 Unsur tambahan
Walaupun kalimat tunggal minimal terdiri atas S-P, namun dalam praktik sering diperluas dengan:
-
Objek (O) — bila predikatnya memerlukan objek.
-
Pelengkap (Pel) — bila predikat memerlukan pelengkap untuk melengkapinya.
-
Keterangan (K) — informasi tambahan seperti waktu, tempat, cara, sebab-akibat, kondisi.
Contoh dari studi UNY:
“Ani masak.” (S-P)
“Ani masak nasi goreng.” (S-P-O)
“Ani masak nasi goreng tadi pagi.” (S-P-O-K) (Lumbung Pustaka UNY)
3.3 Struktur umum
Beberapa pola struktur kalimat tunggal yang sering ditemui:
-
S-P
-
S-P-O
-
S-P-Pel
-
S-P-O-Pel
-
S-P-K
Sebagai contoh:
-
“Orang itu guru kami.” → S-P. (kumparan)
-
“Vina sedang membuat surat jawaban.” → S-P-O. (detikcom)
-
“Kami berangkat pukul 07.30.” → S-P-K. (detikcom)
Penting dicatat bahwa meskipun diperluas dengan objek atau keterangan, kalimat tersebut tetap hanya memiliki satu klausa/kerangka utama — itu yang menjadikannya kalimat tunggal.
4. Ciri-Ciri Kalimat Tunggal
Agar mengenali kalimat tunggal dengan tepat, berikut ciri-ciri yang membedakannya dengan jenis lain:
-
Hanya satu peristiwa pokok — kalimat tunggal hanya menjelaskan satu kejadian atau satu kondisi saja. (seputarilmu.com)
-
Tidak menggunakan kata penghubung/konjungsi yang menghubungkan klausa lain (seperti dan, atau, tetapi, karena, ketika). (Kompas)
-
Struktur sederhana — paling banyak satu subjek dan satu predikat sebagai inti. Unsur lainnya bersifat tambahan. (Kompas)
-
Dapat berdiri sendiri dan menyampaikan makna utuh.
-
Diawali dengan huruf kapital dan diakhiri tanda titik (untuk bentuk deklaratif), meskipun ciri ini sebenarnya berlaku umum untuk kalimat tertulis. (seputarilmu.com)
Dengan memahami ciri-ciri tersebut, kita bisa lebih mudah mengecek apakah kalimat yang dibuat termasuk kalimat tunggal atau bukan.
5. Jenis-Jenis Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal bisa diklasifikasikan berdasarkan beberapa aspek, misalnya berdasarkan jenis predikat atau berdasarkan unsur pelengkapnya. Berikut pembahasannya:
5.1 Berdasarkan jenis predikat
Menurut Universitas123, jenis-jenis kalimat tunggal berdasarkan jenis predikat adalah: (Universitas123)
-
Kalimat tunggal nominal: predikat berupa kata benda atau frasa benda.
Contoh: “Sinta adalah seorang ibu rumah tangga.” -
Kalimat tunggal adjektiva: predikat berupa kata sifat.
Contoh: “Jawaban anak pintar itu sangat tepat.” -
Kalimat tunggal numeral: predikat berupa angka atau bilangan.
Contoh: “Mobil orang kaya itu ada delapan.” -
Kalimat tunggal preposisional: predikat berupa frasa preposisi (menunjukkan lokasi, waktu, keadaan).
Contoh: “Kakak pergi ke rumah teman.” -
Kalimat tunggal verbal: predikat berupa kata kerja.
Contoh: “Sapi-sapi sedang merumput.”
5.2 Berdasarkan kelengkapan unsur
Berdasarkan uraian pada MateriBindo: (MateriBindo)
-
Pola S-P (subjek-predikat saja)
-
Pola S-P-O (subjek-predikat-objek)
-
Pola S-P-O-K (subjek-predikat-objek-keterangan)
-
Pola S-P-Pel (subjek-predikat-pelengkap)
-
Pola S-P-O-Pel (subjek-predikat-objek-pelengkap)
5.3 Pentingnya memahami jenis
Mengetahui jenis-jenis kalimat tunggal membantu kita memvariasikan gaya tulisan, menyusun kalimat secara tepat, serta menghindari kekeliruan dalam penggunaan konjungsi atau klausa ganda (yang akan menjadikan kalimat majemuk).
6. Contoh Kalimat Tunggal
Untuk memperjelas, berikut beberapa contoh kalimat tunggal beserta penjelasan struktur dan unsur.
Contoh-contoh ini juga membantu SEO karena variasi frasa & long-tail keywords seperti “contoh kalimat tunggal”, “struktur kalimat tunggal”, “kalimat tunggal verbal/nominal”.
Contoh 1 (Pola S-P)
-
“Orang itu guru kami.” → S (Orang itu) + P (guru kami).
-
“Budi tertawa.” → S (Budi) + P (tertawa).
Contoh 2 (Pola S-P-O)
-
“Vina sedang membuat surat jawaban.” → S (Vina) + P (sedang membuat) + O (surat jawaban).
-
“Dia membaca buku.” → S (Dia) + P (membaca) + O (buku).
Contoh 3 (Pola S-P-O-K)
-
“Ani masak nasi goreng tadi pagi.” → S (Ani) + P (masak) + O (nasi goreng) + K (tadi pagi). (Lumbung Pustaka UNY)
-
“Kami berangkat pukul 7 pagi.” → S (Kami) + P (berangkat) + K (pukul 7 pagi).
Contoh 4 (Pola S-P-Pel)
-
“Kepakaran Teguh diakui banyak orang.” → S (Kepakaran Teguh) + P (diakui) + Pelengkap (banyak orang).
-
“Dia seorang koki.” → S (Dia) + P (seorang koki).
Contoh 5 (Jenis predikat nominal, adjektiva, numeral)
-
Nominal: “Andi seorang polisi.”
-
Adjektiva: “Rumah paman sangat besar.”
-
Numeral: “Minimarket itu sudah memiliki 10 cabang di Indonesia.” (Universitas123)
Contoh 6 (Kalimat hanya predikat)
-
“Minggir!” → P (minggir) saja, subjek tersembunyi. (detikcom)
Dengan banyaknya contoh, pembaca akan lebih mudah mengenali dan menerapkan kalimat tunggal dalam konteks beragam.
7. Perbedaan dengan Kalimat Majemuk
Tidak lengkap pembahasan tanpa melihat perbandingan antara kalimat tunggal dan kalimat majemuk agar pemahaman semakin jelas.
-
Kalimat tunggal: hanya satu klausa, satu subjek-predikat (dapat diperluas), tidak menggunakan konjungsi. (Kompas)
-
Kalimat majemuk: terdiri dari dua atau lebih klausa yang dihubungkan dengan konjungsi atau konjungsi terpisah. (lulusnegeri.com)
Contoh perbandingan:
-
Tunggal: “Kami pergi tamasya ke Bali.” (Kompas)
-
Majemuk: “Kami pergi tamasya ke Bali dan kami mengunjungi museum.” (lebih dari satu klausa)
Mengapa penting membedakan?
Dengan membedakan kedua jenis ini, kita lebih mudah menyusun kalimat yang tepat sesuai konteks — apakah cukup kalimat tunggal untuk menyampaikan satu ide, atau perlu kalimat majemuk untuk menyampaikan hubungan antar ide. Ini sangat berguna dalam penulisan akademik, artikel blog, karya ilmiah, maupun komunikasi sehari-hari.
8. Manfaat dan Kapan Digunakan Kalimat Tunggal
Mengapa kita perlu memahami kalimat tunggal? Berikut beberapa manfaatnya:
-
Kejelasan komunikasi: Kalimat tunggal menyampaikan satu ide atau peristiwa secara jelas dan langsung.
-
Efisiensi bahasa: Karena struktur sederhana, lebih cepat dipahami pembaca.
-
Dasar teknik menulis: Untuk penulis pemula atau pembelajaran bahasa Indonesia, kalimat tunggal ialah pondasi yang penting.
-
Membantu pembaca atau pendengar: Struktur sederhana cocok untuk materi pendidikan, presentasi, teks instruksi.
-
Menghindari kesalahan struktur: Dengan mengetahui unsur dan struktur, kita bisa mencegah kalimat tidak efektif atau terpotong/patah.
Kapan sebaiknya digunakan?
-
Saat menyampaikan fakta atau satu peristiwa pokok.
-
Dalam penjelasan singkat: instruksi, titel, subtitle.
-
Dalam kalimat pembuka atau penutup yang ingin disampaikan secara tegas.
-
Dalam konteks pendidikan: siswa belajar struktur dasar kalimat.
9. Tips Menyusun Kalimat Tunggal yang Efektif
Agar kalimat tunggal yang kita buat benar dan efektif, berikut beberapa panduan praktis:
-
Pastikan hanya satu subjek dan satu predikat inti — jika menambahkan unsur lain (objek, keterangan) pastikan tetap satu klausa.
-
Hindari penggunaan kata penghubung yang menunjukkan klausa tambahan (ketika, karena, agar, dan, tetapi) jika memang ingin membuat kalimat tunggal.
-
Periksa bahwa kalimat hanya mengungkap satu ide pokok/peristiwa. Jika terdapat dua ide, maka mungkin sudah majemuk.
-
Gunakanlah kosa kata dan struktur yang jelas — hindari frasa yang terlalu panjang yang bisa menjadikan klausa tambahan atau anak kalimat.
-
Perhatikan posisi subjek dan predikat secara umum: subjek di awal biasanya, kemudian predikat. Namun dalam bahasa Indonesia ada fleksibilitas.
-
Perluas unsur pelengkap atau keterangan secukupnya agar kalimat tetap sederhana dan mudah dibaca — jangan dipaksakan menjadi kalimat panjang yang rumit.
-
Latih dengan membuat beberapa kalimat sederhana setiap hari — mulai dari pola S-P, kemudian S-P-O, lalu S-P-O-K.
10. Kesalahan Umum dan Cara Menghindarinya
Dalam praktik, sering terjadi kesalahan dalam menyusun kalimat tunggal. Berikut beberapa di antaranya beserta cara menghindarinya:
-
Menggunakan konjungsi yang membuat dua klausa: Misalnya “Saya makan dan saya minum.” Kalimat tersebut sudah dua klausa → majemuk. Jika ingin tunggal, bisa “Saya makan.”
-
Menambahkan unsur yang mengganti klausa: Misalnya “Ketika saya makan, saya merasa senang.” Ini kalimat majemuk bertingkat, bukan tunggal.
-
Predikat tidak jelas atau subjek ganda tanpa predikat memadai.
-
Objek atau keterangan yang memuat klausa sendiri: misalnya “Saya membaca buku yang kemarin diberikan oleh guru.” Frasa “yang kemarin diberikan oleh guru” bisa dianggap anak klausa — menjadikan struktur lebih kompleks.
-
Pisahkan ide-ide menjadi dua kalimat tunggal jika masing-masing ide berdiri sendiri. Itu lebih baik untuk kejelasan.
11. Studi Kasus dan Latihan
Untuk memastikan pemahaman, berikut beberapa latihan singkat dan pembahasan:
Latihan: Tentukan apakah kalimat berikut termasuk kalimat tunggal atau bukan. Jika ya, sebutkan polanya.
-
“Anak-anak bermain di taman.”
Analisis: S = Anak-anak; P = bermain; K = di taman → pola S-P-K → Tunggal. -
“Dia belajar dan dia sukses.”
Analisis: Ada dua klausa (“Dia belajar” + “dia sukses”) dihubungkan “dan” → Bukan tunggal. -
“Mobil itu milik ibu saya.”
Analisis: S = Mobil itu; P = milik; O = ibu saya → pola S-P-O → Tunggal. -
“Setelah hujan berhenti, anak-anak keluar bermain.”
Analisis: Ada anak klausa “Setelah hujan berhenti” → majemuk bertingkat → Bukan tunggal.
Pembahasan: Latihan semacam ini membantu mengasah kepekaan terhadap struktur klausa dan unsur kalimat.
Kalimat tunggal adalah fondasi yang sangat penting dalam bahasa Indonesia. Dengan memahami pengertian, unsur, struktur, jenis, dan contohnya, kita dapat membuat kalimat yang jelas, efektif, dan sesuai kaidah. Dalam dunia penulisan blog, akademik, atau komunikasi sehari-hari, penggunaan kalimat tunggal yang tepat akan meningkatkan kualitas teks dan memudahkan pembaca.
Pastikan Anda memeriksa struktur kalimat: hanya satu klausa, satu predikat utama, dan hindari konjungsi yang menyembunyikan ide kedua.


Posting Komentar untuk "Memahami Kalimat Tunggal: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Contohnya dalam Bahasa Indonesia"
Apa tanggapan anda tentang artikel diatas?