Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Buah Lakum: Si Eksotis dari Hutan Tropis yang Kaya Manfaat

 

Mengenal Buah Lakum: Si Eksotis dari Hutan Tropis yang Kaya Manfaat

Di tengah keanekaragaman flora indonesia, ada satu buah liar yang makin menarik perhatian: Cayratia trifolia (nama lokal: buah lakum). Buah ini tumbuh liar di semak-semak atau pohon merambat di kawasan tropis dan subtropis Asia Tenggara. (Wikipedia) Meskipun belum umum sebagai buah konsumsi besar-besaran seperti mangga atau pisang, potensi buah lakum dalam bidang pangan, kesehatan, dan industri pewarna alami semakin terlihat.

Pada artikel ini akan dibahas asal-usul dan klasifikasi buah lakum, ciri fisik dan habitatnya, kandungan gizinya, manfaat kesehatan yang mulai diteliti, serta potensi pengembangan ekonominya. Artikel ini juga dirancang dengan prinsip SEO agar mudah ditemukan (kata kunci: buah lakum, Cayratia trifolia, manfaat buah lakum, buah eksotis Indonesia).

Asal-Usul dan Klasifikasi Ilmiah

Buah lakum termasuk dalam genus Cayratia, spesies Cayratia trifolia (L.) Domin. (Samboja) Secara taksonomi:

  • Kingdom: Plantae

  • Ordo: Vitales (Wikipedia)

  • Famili: Vitaceae (keluarga anggur) (Wikipedia)

Karena masuk dalam keluarga anggur, buah lakum memiliki kemiripan bentuk dengan buah anggur kecil — namun dengan karakteristik khas sendiri. (Neliti) Tanaman ini tumbuh sebagai liana atau tumbuhan merambat yang memanjat melalui sulur atau batang rambatnya, sering ditemukan di tepi hutan, semak, bahkan pagar. (Samboja)

Dalam kajian literatur, buah lakum disebut punya sejarah pemanfaatan lokal di wilayah Asia Tenggara, meskipun belum banyak dimanfaatkan secara komersial dibanding buah-lainnya. (Neliti)

Ciri Fisik, Habitat dan Penyebaran

Ciri fisik utama:

  • Batang merambat, sulur panjang, daun tersusun tiga (trifoliat): satu tangkai daun membawa tiga helai daun kecil. (Samboja)

  • Daun berbentuk oval atau lonjong, ukuran tangkai daun sekitar 2 – 6 cm, ukuran daun ± 3,5–5,5 × 3–4 cm. (Samboja)

  • Buah bentuk bulat kecil, seperti anggur gendut tapi agak gepeng, diameter sekitar 1,5–2 cm. Saat muda berwarna hijau, matang berubah menjadi ungu atau hitam keunguan. (Samboja)

  • Daging buah mengandung biji sejumlah 2–4 biji. (Samboja)

Habitat & penyebaran:

  • Tumbuhan ini tersebar dari Asia Selatan hingga Asia Tenggara dan ke Australia bagian utara. (Wikipedia)

  • Di Indonesia, ditemukan di Kalimantan, Sumatera, Jawa, dan wilayah tropis lainnya. (Samboja)

  • Umumnya tumbuh merambat di semak atau di pohon-pohon penopang, di pinggir hutan atau area yang sedikit terbuka.

Kandungan Gizi dan Senyawa Bioaktif

Meskipun penelitian konsumsi manusia secara besar masih terbatas, sejumlah studi telah mengidentifikasi senyawa bioaktif dan karakteristik kimia dari buah lakum:

  • Sebagai tumbuhan liar, ia mengandung flavonoid, tanin, fenolik, steroid dan terpenoid. (Neliti)

  • Kandungan pigmen antosianin pada buah lakum cukup kuat — buah yang matang menghasilkan warna ungu/kehitaman yang berasal dari antosianin. (Jurnal Untan)

  • Salah satu studi menemukan bahwa ekstrak metanol buah lakum efektif pada enzim SGOT dan SGPT, menunjukkan potensi hepatoprotektor (perlindungan hati) pada tikus. (E-Journal Undikma)

Karena mengandung antosianin dan senyawa fenolik, buah lakum masuk dalam kategori buah “fungsional” yang bukan hanya untuk nutrisi dasar, tetapi juga kandungan manfaat tambahan (bioaktif) yang bisa mendukung kesehatan.

Manfaat Kesehatan yang Mulai Terungkap

Berikut beberapa manfaat dan potensi medis yang telah diteliti dari buah lakum:

  1. Perlindungan hati (hepatoproteksi)
    Dalam penelitian, ekstrak metanol buah lakum mampu menurunkan nilai SGOT dan SGPT pada tikus yang diinduksi parasetamol — menandakan potensi dalam melindungi fungsi hati. (E-Journal Undikma)

  2. Perlindungan ginjal (nefroproteksi)
    Studi lain menunjukkan bahwa ekstrak buah lakum mempunyai kemampuan regenerasi nefron ginjal tikus yang diinduksi kerusakan oleh parasetamol. (Jurnal UNIMUS)

  3. Aktivitas antioksidan dan pigmen alami
    Buah lakum sebagai sumber antosianin memiliki daya antioksidan — yang dapat membantu melawan radikal bebas. Meskipun aktivitas antioksidannya belum sebesar vitamin C, namun potensinya sudah diteliti. (Garuda)
    Selain itu, zat warna alami dari buah lakum sudah diujikan dalam penelitian ekstraksi dan stabilitasnya terhadap suhu, cahaya dan pH. (E-JURNAL)

  4. Pangan fungsional / olahan inovatif
    Buah lakum juga mulai dikembangkan dalam produk olahan makanan, seperti yoghurt terfortifikasi dengan ekstrak lakum yang menunjukkan penerimaan organoleptik yang cukup baik dan peningkatan kandungan antosianin. (Jurnal Untan)

Meskipun demikian, masih diperlukan penelitian manusia (clinical trial) yang lebih kuat untuk memvalidasi manfaat-khusus bagi manusia. Penelitian kebanyakan masih pada model hewan atau uji laboratorium.

Potensi Ekonomi & Pengembangan Industri Lokal

Buah lakum tidak hanya memiliki sisi kesehatan, tetapi juga sisi ekonomi dan industri:

  • Di beberapa daerah, masyarakat lokal sudah mulai mengolah buah lakum menjadi selai, sirup, pewarna alami dan camilan. (Ejournal Poltekkes Pontianak)

  • Karena buah ini tergolong liar dan belum banyak budidaya masif, terdapat peluang pengembangan agribisnis dan diversifikasi produk buah-ekspor atau lokal unggulan.

  • Sebagai pewarna alami: zat warna antosianin dari buah lakum bisa menjadi alternatif bagi industri pangan atau kosmetik yang ingin “clean label”. (Jurnal Untan)

  • Dari sisi pasar, terdapat tren meningkatnya minat konsumen terhadap buah eksotis lokal, produk fungsional, dan bahan alami — yang membuka peluang penggunaan buah lakum sebagai “super-fruit” lokal.

Tips untuk pengembangan:

  • Budidaya: perlu penelitian lebih lanjut tentang cara budidaya, panen, kualitas buah (ukuran, rasa, biji) agar layak komersial.

  • Standardisasi mutu: pengukuran kandungan antosianin, flavonoid dan parameter keamanan pangan.

  • Pemasaran: edukasi konsumen tentang keunikan rasa dan manfaat buah lakum.

  • Kolaborasi industri: produk olahan (selai, sirup, yoghurt, pewarna alami) bisa jadi pilot project.

Cara Konsumsi dan Perhatian

Meskipun buah lakum menunjukkan potensi besar, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  • Pastikan buah matang: Buah muda mungkin keras dan belum menunjukkan warna matang ungu/kehitaman — warna matang menandakan kematangan terbaik.

  • Cuci bersih sebelum dikonsumsi karena tumbuh liar dan bisa terkena debu atau pestisida liar di pinggir hutan.

  • Karena penelitian manusia masih terbatas, konsumsi sebagai bagian dari pola makan seimbang dan bukan sebagai “obat tunggal”.

  • Jika digunakan dalam bentuk ekstrak atau suplemen (jika tersedia), harus memastikan keamanan dan dosis sesuai penelitian.

  • Perhatikan kondisi alergi atau respons individu karena buah liar kadang memiliki kandungan bioaktif yang kuat.

Buah lakum (Cayratia trifolia) merupakan buah eksotis dari kawasan tropis yang memiliki potensi besar: dari segi morfologi unik, kandungan bioaktif antosianin, hingga manfaat kesehatan dan peluang ekonomi lokal. Meski belum populer secara luas, buah ini layak diperhitungkan sebagai salah satu buah unggulan lokal Indonesia yang bisa dikembangkan lebih lanjut.

Dengan penelitian yang semakin banyak dan inovasi produk olahannya, buah lakum bisa menjadi simbol buah tropis “unggul” Indonesia — tidak hanya untuk konsumsi lokal, tetapi juga sebagai bahan fungsional dan komersial.

1. Apakah buah lakum bisa dikonsumsi langsung?
Ya, buah lakum yang sudah matang bisa dikonsumsi langsung. Namun karena belum banyak budidaya, rasa dan ukuran buah bisa bervariasi.

2. Apakah buah lakum sama dengan anggur?
Tidak sama, meskipun dalam famili yang sama (Vitaceae) dan bentuknya mirip anggur kecil. Tapi buah lakum berbeda spesies dan karakteristik.

3. Apakah penelitian manfaatnya sudah terbukti secara manusia?
Hingga kini masih banyak penelitian pada model hewan dan laboratorium. Penelitian pada manusia dalam skala besar masih terbatas.

4. Bagaimana cara budidaya buah lakum?
Informasi budidaya belum banyak dipublikasikan secara komersial. Karena tumbuhan merambat liar, perlu penelitian tentang teknik pemangkasan, media tanam, panen dan varietas unggul.

Posting Komentar untuk "Mengenal Buah Lakum: Si Eksotis dari Hutan Tropis yang Kaya Manfaat"