Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL - Untuk Kelas 5 SD (Pendekatan pendidikan yang membantu siswa mengenali dan mengelola emosi)

PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL - Untuk Kelas 5 SD (Pendekatan pendidikan yang membantu siswa mengenali dan mengelola emosi)

Pada masa perkembangan anak usia sekolah dasar, tidak hanya kemampuan akademik yang perlu diasah, tetapi juga keterampilan sosial dan emosional yang menjadi dasar bagi keberhasilan mereka di masa depan. Pembelajaran sosial emosional (social emotional learning/SEL) merupakan pendekatan pendidikan yang membantu siswa mengenali dan mengelola emosi, membangun hubungan yang sehat, membuat keputusan yang bertanggung jawab, serta mengembangkan empati dan kesadaran sosial.

Pentingnya pembelajaran sosial emosional di tingkat sekolah dasar semakin terasa di tengah tantangan zaman yang kompleks. Anak-anak kini tumbuh dalam lingkungan yang dipenuhi tekanan sosial, tuntutan akademik, serta paparan teknologi dan informasi yang terus-menerus. Tanpa bekal keterampilan sosial dan emosional yang memadai, anak rentan mengalami kesulitan dalam beradaptasi, mengatur diri, serta berinteraksi secara positif dengan orang lain. Penelitian juga menunjukkan bahwa integrasi pembelajaran sosial emosional dalam kurikulum sekolah dasar dapat meningkatkan prestasi belajar, mengurangi perilaku negatif, serta memperkuat iklim sekolah yang positif. Anak-anak yang mampu memahami dan mengelola emosinya cenderung lebih mampu menyelesaikan konflik dengan cara yang sehat, memiliki kepercayaan diri yang lebih baik, dan lebih siap menghadapi tantangan kehidupan. Dengan dasar tersebut, penerapan pembelajaran sosial emosional di sekolah dasar bukan lagi menjadi pilihan tambahan, melainkan kebutuhan mendesak yang harus menjadi bagian dari proses pendidikan secara menyeluruh. Upaya ini tidak hanya akan membentuk siswa yang cerdas secara intelektual, tetapi juga manusia yang tangguh secara emosional dan bijak dalam

Di lingkungan SDN 035 Tanjung Jabung Barat, dinamika sosial siswa menunjukkan bahwa pembelajaran tidak hanya berlangsung di dalam kelas, tetapi juga terbentuk melalui interaksi antar teman sebaya maupun dengan guru. Dalam beberapa tahun terakhir, guru-guru di sekolah ini menghadapi berbagai tantangan dalam membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam mengelola emosi, seperti mudah marah, kurang percaya diri, hingga kesulitan dalam bekerja sama dengan teman. Hal ini menjadi sinyal perlunya pendekatan pendidikan yang lebih menyeluruh, tidak hanya menekankan aspek kognitif, tetapi juga perkembangan sosial dan emosional anak.

Sebagai sekolah dasar yang berperan dalam pembentukan karakter awal, SDN 035 Tanjung Jabung Barat memiliki peluang besar untuk menjadi pelopor dalam menerapkan pembelajaran sosial emosional secara sistematis dan terstruktur. Pembelajaran ini dapat dilakukan melalui kegiatan harian di kelas, penguatan nilai-nilai karakter, serta pelatihan guru dalam memahami perkembangan psikologis anak usia sekolah dasar. Dengan begitu, siswa tidak hanya tumbuh menjadi pribadi yang cerdas, tetapi juga memiliki empati, mampu menyelesaikan konflik secara damai, dan menjalin hubungan sosial yang sehat. Penerapan pembelajaran sosial emosional di SDN 035 Tanjung Jabung Barat diharapkan dapat menciptakan lingkungan sekolah yang lebih positif, aman, dan mendukung proses belajar mengajar yang efektif. Selain itu, ini juga sejalan dengan program penguatan profil pelajar Pancasila yang menekankan pentingnya nilai-nilai gotong royong, integritas, dan kemandirian dalam kehidupan siswa sejak dini. Dengan memperkuat pembelajaran sosial emosional, SDN 035 tidak hanya mendidik siswa untuk sukses secara akademik, tetapi juga menyiapkan mereka untuk menjadi individu yang mampu menghadapi kehidupan dengan mental yang sehat dan karakter yang kuat.

PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

Pembelajaran sosial emosional adalah proses pendidikan yang bertujuan untuk membantu siswa mengenali, memahami, dan mengelola emosi mereka sendiri, menjalin hubungan positif dengan orang lain, serta membuat keputusan yang bijak dan bertanggung jawab. Di tingkat sekolah dasar, pembelajaran ini sangat penting karena anak-anak sedang berada dalam fase awal perkembangan kepribadian dan kemampuan sosial.

Di dalam kelas, pembelajaran sosial emosional tidak berdiri sendiri sebagai mata pelajaran terpisah, tetapi bisa terintegrasi dalam kegiatan harian seperti diskusi, kerja kelompok, refleksi diri, serta melalui pembiasaan yang dibimbing oleh guru. Melalui pendekatan ini, siswa diajak untuk mengenali perasaan mereka sendiri, memahami perasaan orang lain, serta belajar bagaimana merespon situasi sosial dengan cara yang tepat dan menghargai perbedaan. Beberapa aspek utama dalam pembelajaran sosial emosional mencakup:

1.    Kesadaran diri – kemampuan memahami perasaan, pikiran, dan kekuatan diri.

2.    Pengelolaan emosi – kemampuan mengatur emosi dan dorongan perilaku agar tetap positif.

3.    Kesadaran sosial – kemampuan memahami perspektif orang lain dan menunjukkan empati.

4.    Keterampilan berelasi – kemampuan membina hubungan yang sehat dan menyelesaikan konflik secara damai.

5.    Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab – kemampuan membuat pilihan yang sesuai dengan nilai dan etika.

Di SDN 035 Tanjung Jabung Barat, pembelajaran sosial emosional mulai menjadi perhatian penting dalam proses pendidikan. Sekolah menyadari bahwa perkembangan anak tidak hanya ditentukan oleh kemampuan akademik, tetapi juga oleh kemampuan mereka dalam memahami diri sendiri, mengatur emosi, dan berinteraksi dengan orang lain secara sehat.

Dalam lingkungan sekolah yang majemuk, dengan latar belakang siswa yang beragam, kebutuhan akan pendidikan sosial emosional menjadi semakin nyata. Pelaksanaan pembelajaran sosial emosional di SDN 035 dilakukan secara bertahap dan terintegrasi dalam kegiatan belajar sehari-hari. Guru-guru tidak hanya mengajar mata pelajaran seperti Bahasa Indonesia atau Matematika, tetapi juga membimbing siswa saat menghadapi konflik, menumbuhkan sikap saling menghargai, dan memberi ruang bagi siswa untuk mengungkapkan perasaan mereka dengan aman. Hal ini bisa terlihat dalam kegiatan seperti diskusi kelompok, permainan edukatif yang melatih empati dan kerjasama, hingga rutinitas harian seperti salam dan refleksi sebelum pulang.

Sekolah juga mulai mendorong pembentukan budaya positif di lingkungan belajar, misalnya dengan membiasakan penggunaan kata-kata sopan, mengembangkan sikap saling membantu antar siswa, serta memberi penghargaan terhadap perilaku baik. Dalam beberapa kesempatan, guru juga memfasilitasi kegiatan yang bertujuan untuk menguatkan rasa percaya diri siswa, mengelola stres, dan membangun komunikasi yang sehat.

Melalui pendekatan ini, SDN 035 Tanjung Jabung Barat berharap dapat menciptakan suasana belajar yang tidak hanya mendorong prestasi, tetapi juga membentuk karakter siswa yang tangguh, penuh empati, dan mampu menjadi bagian dari masyarakat yang harmonis. Pembelajaran sosial emosional menjadi salah satu cara sekolah ini ikut mempersiapkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga sehat secara emosional dan siap menghadapi kehidupan dengan bijak. Melalui pembelajaran sosial emosional yang diterapkan sejak dini, siswa akan lebih siap menghadapi tantangan dalam belajar maupun dalam kehidupan sehari-hari. Mereka akan lebih mudah membentuk hubungan yang sehat, mampu bekerjasama dalam kelompok, dan tumbuh menjadi pribadi yang kuat secara mental dan peduli terhadap lingkungan sosialnya.

 PRINSIP PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

Pembelajaran sosial emosional (PSE) di tingkat sekolah dasar perlu dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip yang sesuai dengan perkembangan anak, lingkungan sekolah, serta nilai-nilai positif yang ingin dibentuk sejak dini. Prinsip-prinsip ini menjadi dasar agar proses pembelajaran tidak hanya efektif, tetapi juga bermakna dan berkelanjutan dalam kehidupan siswa. Berikut adalah beberapa prinsip utama dalam pembelajaran sosial emosional di sekolah dasar:

1.    Berpusat pada Anak

Proses pembelajaran harus disesuaikan dengan tahap perkembangan siswa. Setiap anak memiliki cara yang unik dalam mengenali emosi, berinteraksi, dan belajar. Guru perlu memberi ruang bagi anak untuk mengekspresikan perasaan, mengenali kebutuhan dirinya, serta berkembang sesuai ritmenya masing-masing.

2.    Pembelajaran yang Terintegrasi

Pembelajaran sosial emosional sebaiknya tidak diajarkan sebagai materi yang terpisah, tetapi disisipkan ke dalam berbagai aktivitas harian, seperti pelajaran di kelas, kegiatan upacara, kerja kelompok, maupun kegiatan ekstrakurikuler. Dengan cara ini, nilai-nilai sosial emosional menjadi bagian dari kebiasaan dan budaya sekolah.

3.    Modeling oleh Guru dan Staf Sekolah

Guru dan semua orang dewasa di lingkungan sekolah menjadi contoh utama dalam menunjukkan sikap empati, kesabaran, dan pengendalian diri. Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat dan alami, bukan hanya dari apa yang diajarkan. Oleh karena itu, sikap pendidik sangat berpengaruh dalam keberhasilan pembelajaran sosial emosional.

4.    Lingkungan yang Aman dan Mendukung

Pembelajaran sosial emosional hanya bisa berjalan efektif jika siswa merasa aman secara fisik dan emosional. Sekolah perlu menciptakan suasana yang terbuka, menghargai perbedaan, dan bebas dari intimidasi atau kekerasan. Ketika anak merasa diterima, mereka lebih mudah belajar dan berkembang.

5.    Konsistensi dan Keteraturan

Penerapan nilai sosial emosional harus dilakukan secara konsisten. Anak membutuhkan pola yang teratur untuk membentuk kebiasaan baik, seperti menyapa guru, mendengarkan teman bicara, atau menyelesaikan konflik secara damai. Kebiasaan ini perlu diperkuat dari waktu ke waktu agar menjadi bagian dari karakter siswa.

6.    Keterlibatan Orang Tua dan Komunitas

Pendidikan sosial emosional tidak berhenti di lingkungan sekolah saja. Orang tua dan masyarakat juga perlu dilibatkan agar nilai-nilai yang diajarkan di sekolah dapat diperkuat di rumah dan lingkungan sekitar. Kolaborasi ini akan membantu membentuk lingkungan belajar yang menyatu dan saling mendukung.

Di SDN 035 Tanjung Jabung Barat, penerapan prinsip-prinsip pembelajaran sosial emosional dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan kondisi nyata sekolah. Sekolah menyadari bahwa setiap siswa membawa latar belakang yang berbeda, baik dari sisi keluarga, lingkungan, maupun pengalaman pribadi. Oleh karena itu, prinsip pembelajaran yang berpusat pada anak, menjadi pendekatan utama, dengan memberi perhatian terhadap kebutuhan emosional dan sosial setiap siswa secara individual.

Kegiatan belajar di SDN 035 tidak hanya berfokus pada penguasaan materi pelajaran, tetapi juga pada penguatan karakter melalui integrasi nilai-nilai sosial emosional dalam aktivitas harian. Misalnya, melalui kerja kelompok, siswa diajak untuk belajar mendengarkan, menghargai pendapat teman, dan menyelesaikan tugas secara bersama-sama. Guru pun secara aktif mengaitkan pembelajaran dengan situasi nyata yang dapat mengasah empati dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Para guru dan staf di SDN 035 juga berupaya menjadi teladan dalam sikap dan perilaku, karena mereka memahami bahwa anak-anak cenderung meniru apa yang mereka lihat. Sikap ramah, sabar, dan adil dari guru menjadi bagian penting dalam membentuk lingkungan sekolah yang aman dan nyaman secara emosional bagi siswa.

Selain itu, sekolah juga memperkuat konsistensi dalam penerapan aturan dan pembiasaan positif, seperti budaya menyapa, disiplin masuk kelas, serta penyelesaian konflik melalui dialog. Ini dilakukan agar siswa memiliki rutinitas yang menumbuhkan rasa tanggung jawab dan pengendalian diri. Tak kalah penting, SDN 035 mulai menjalin komunikasi aktif dengan orang tua dan masyarakat sekitar, untuk memastikan bahwa nilai-nilai sosial emosional yang dibangun di sekolah juga mendapat dukungan di rumah. Kegiatan parenting dan pertemuan wali murid dimanfaatkan sebagai sarana berbagi informasi dan menyamakan visi dalam mendidik anak secara utuh.

Dengan menjadikan prinsip-prinsip pembelajaran sosial emosional sebagai dasar pengembangan budaya sekolah, SDN 035 Tanjung Jabung Barat berharap dapat mencetak generasi muda yang tidak hanya unggul dalam prestasi akademik, tetapi juga kuat secara emosional, bijak dalam bersikap, dan mampu membangun hubungan sosial yang sehat di masa depan. Dengan memegang prinsip-prinsip di atas, pembelajaran sosial emosional di sekolah dasar akan menjadi fondasi penting dalam membentuk siswa yang tidak hanya pintar secara akademik, tetapi juga memiliki kecerdasan sosial dan kekuatan karakter yang kokoh.

TUJUAN PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

Pembelajaran sosial emosional di tingkat sekolah dasar memiliki peran penting dalam membentuk fondasi karakter dan kepribadian siswa sejak dini. Tujuan utama dari pendekatan ini bukan hanya untuk membantu anak menjadi lebih baik dalam berperilaku, tetapi juga untuk membekali mereka dengan keterampilan hidup yang esensial untuk menghadapi berbagai situasi, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Salah satu tujuan utama pembelajaran sosial emosional adalah membantu siswa mengenali dan memahami perasaan mereka sendiri. Di usia sekolah dasar, anak-anak sedang belajar mengenali emosi seperti senang, sedih, marah, kecewa, dan cemas. Dengan memahami emosi tersebut, mereka akan lebih mampu mengelola perasaan dengan cara yang sehat dan tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Selain itu, pembelajaran ini bertujuan untuk mengembangkan empati dan kepedulian terhadap orang lain. Anak-anak diajarkan untuk menyadari bahwa setiap orang memiliki pengalaman dan perasaan yang berbeda, sehingga penting untuk bersikap menghargai, mau mendengarkan, dan mampu bekerja sama dalam berbagai situasi. Tujuan lainnya adalah membentuk keterampilan dalam menjalin hubungan sosial yang positif. Anak-anak dibimbing untuk belajar berkomunikasi dengan baik, menyelesaikan konflik secara damai, serta menjaga pertemanan yang sehat dan saling mendukung. Hal ini penting agar mereka mampu membangun lingkungan sosial yang nyaman dan aman, baik di sekolah maupun di masyarakat.

Pembelajaran sosial emosional juga bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan mengambil keputusan yang bijak dan bertanggung jawab. Anak-anak dilatih untuk mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan mereka, serta membuat pilihan yang sesuai dengan nilai-nilai kebaikan, kejujuran, dan tanggung jawab. Secara keseluruhan, pembelajaran sosial emosional bertujuan untuk menyiapkan siswa menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga matang secara emosional dan sosial. Dengan begitu, mereka akan lebih siap menghadapi tantangan hidup, mampu berkontribusi secara positif di lingkungan sekitar, dan tumbuh menjadi pribadi yang utuh, kuat, dan peduli terhadap sesama.

Pembelajaran sosial emosional di SDN 035 Tanjung Jabung Barat bertujuan untuk mendukung pembentukan karakter siswa secara menyeluruh, sejalan dengan visi sekolah dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman, ramah, dan berdaya guna. Melalui pendekatan ini, sekolah ingin memastikan bahwa setiap siswa tidak hanya berkembang dari sisi akademik, tetapi juga dari segi emosional, sosial, dan moral. Tujuan-tujuan utama yang ingin dicapai melalui pembelajaran sosial emosional di SDN 035 antara lain:

1.    Membantu siswa mengenal dan mengelola emosi dengan baik

Anak-anak diajak untuk memahami perasaan mereka sendiri, menyadari perubahan suasana hati, serta belajar mengekspresikan emosi secara tepat dan tidak merugikan orang lain. Ini penting untuk mengurangi perilaku impulsif dan menciptakan suasana kelas yang kondusif.

2.    Menumbuhkan empati dan sikap peduli terhadap sesama

Di tengah keberagaman latar belakang siswa, pembelajaran sosial emosional ditujukan untuk membangun rasa saling menghargai, membantu teman yang kesulitan, dan menghindari tindakan yang menyakiti perasaan orang lain, baik secara verbal maupun nonverbal.

3.    Meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan bekerja sama

SDN 035 ingin membentuk budaya kolaboratif di mana siswa mampu menyampaikan pendapat dengan sopan, mendengarkan secara aktif, dan menyelesaikan perbedaan dengan cara yang damai dan saling menguntungkan.

4.    Mendorong pengambilan keputusan yang bertanggung jawab

Melalui kegiatan sosial emosional, siswa dibimbing untuk berpikir sebelum bertindak, mempertimbangkan dampak dari setiap keputusan, serta memilih tindakan yang sesuai dengan nilai kebaikan dan tanggung jawab.

5.    Membangun rasa percaya diri dan kemandirian siswa

Pembelajaran ini bertujuan agar siswa mampu mengenali potensi diri, berani mencoba hal baru, dan tidak mudah menyerah saat menghadapi kesulitan. Ini menjadi bekal penting dalam perjalanan belajar mereka.

6.    Mewujudkan lingkungan sekolah yang harmonis dan positif

Dengan siswa yang memiliki kecerdasan sosial dan emosional, SDN 035 berkomitmen menciptakan suasana belajar yang saling mendukung, bebas dari perundungan, dan mendorong tumbuhnya semangat kebersamaan.

Melalui tujuan-tujuan ini, SDN 035 Tanjung Jabung Barat berharap dapat mencetak generasi muda yang tidak hanya terampil dalam pelajaran, tetapi juga kuat dalam menghadapi tantangan hidup, mampu bersosialisasi dengan baik, dan menjadi pribadi yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar. 

PENERAPAN PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL (PSE)

Di tengah perubahan zaman yang serba cepat, kecerdasan emosional dan keterampilan sosial menjadi bekal penting bagi anak untuk bertumbuh secara utuh bukan hanya cerdas secara akademik, tetapi juga tangguh secara mental dan bijak dalam berinteraksi. Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) hadir sebagai pendekatan pendidikan yang menjawab kebutuhan ini, terutama di tingkat sekolah dasar, di mana karakter dan kebiasaan anak mulai terbentuk secara kuat.

Apa Itu PSE dan Mengapa Penting untuk Anak Sekolah Dasar

PSE adalah proses pembelajaran yang dirancang untuk membantu siswa mengenali, memahami, dan mengelola emosi mereka sendiri, membangun hubungan yang sehat, serta membuat keputusan yang bertanggung jawab. Di sekolah dasar, anak-anak berada pada masa emas perkembangan, sehingga sangat ideal untuk menanamkan nilai-nilai ini sejak dini. Penerapan PSE tidak hanya menciptakan suasana belajar yang lebih positif, tetapi juga menurunkan konflik sosial di kelas, meningkatkan fokus belajar, dan memperkuat rasa percaya diri siswa.

Lima Pilar PSE yang Relevan di Sekolah Dasar

1.    Kesadaran Diri (Self-Awareness) - Anak diajak mengenali perasaan dan kekuatan diri sendiri. Contohnya, dengan mengisi "jurnal emosi harian" atau mengungkapkan perasaan melalui warna dan gambar.

2.    Pengelolaan Diri (Self-Management) - Anak belajar bagaimana menenangkan diri saat marah atau kecewa, serta mengatur waktu dan tanggung jawab. Teknik seperti napas dalam atau "zona tenang" bisa diterapkan di kelas. 

3.    Kesadaran Sosial (Social Awareness) - Siswa diajak untuk memahami sudut pandang orang lain dan belajar menunjukkan empati. Diskusi tentang situasi nyata (misalnya, teman yang merasa sedih atau kesepian) bisa menjadi media yang efektif.

4.    Keterampilan Relasi (Relationship Skills) - Anak diajarkan cara membangun komunikasi yang sehat, bekerjasama dalam kelompok, serta menyelesaikan konflik tanpa kekerasan. 

5.  Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab (Responsible Decision-Making) - Siswa dilatih untuk berpikir sebelum bertindak, menimbang dampak dari keputusan mereka, dan belajar bertanggung jawab atas pilihan yang mereka buat.

Guru bukan hanya pengajar, tetapi juga fasilitator perkembangan emosional siswa. Kepekaan guru terhadap perubahan emosi anak dan kemampuannya menciptakan lingkungan belajar yang suportif sangat menentukan keberhasilan PSE. Selain itu, sekolah juga perlu memiliki kebijakan yang mendukung, seperti kurikulum tematik berbasis karakter dan program pembinaan sosial emosional secara rutin.

TINDAK LANJUT - PENERAPAN PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL (PSE) DI SD NEGERI 035 TANJUNG JABUNG BARAT DI KELAS 5

SD Negeri 035 yang terletak di Kabupaten Tanjung Jabung Barat merupakan salah satu sekolah dasar yang terus berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran, tidak hanya dari aspek akademik tetapi juga penguatan karakter dan kecerdasan emosional siswa. Untuk mendukung hal tersebut, sekolah mulai mengintegrasikan Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) dalam kegiatan belajar mengajar, khususnya di kelas 5 sebagai tahap kesiapan menuju jenjang pendidikan lebih tinggi. Sebagian besar siswa kelas 5 berada pada usia 10–11 tahun, di mana mereka sedang mengalami perubahan emosi yang dinamis. Guru-guru di SD Negeri 035 menyadari pentingnya membekali siswa dengan kemampuan mengenali dan mengelola emosi, bekerja sama dengan teman, serta mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Oleh karena itu, program PSE mulai diterapkan secara bertahap dengan pendekatan yang sesuai dengan karakteristik lokal sekolah.

Bentuk dan Strategi Penerapan PSE di Kelas 5

1. Kegiatan Check-In Pagi

Setiap pagi sebelum pelajaran dimulai, guru kelas 5 mengajak siswa melakukan "check-in emosi" dengan menggunakan papan ekspresi sederhana. Siswa memilih gambar wajah yang menggambarkan perasaan mereka, seperti senang, cemas, sedih, atau semangat. Guru mencatat dan memantau jika ada siswa yang menunjukkan emosi negatif secara terus-menerus.

2. Integrasi dalam Pembelajaran Tematik

Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, guru sering menggunakan cerita anak-anak yang sarat nilai moral dan emosi. Setelah membaca cerita, siswa diajak berdiskusi: “Bagaimana perasaan tokoh?”, “Apa yang seharusnya dilakukan?”, atau “Bagaimana jika kamu berada di posisi yang sama?”

3. Simulasi dan Permainan Sosial

Di sela pembelajaran, guru mengajak siswa melakukan permainan yang memerlukan kerja sama tim, seperti “menara sedotan” atau “jembatan manusia”. Melalui permainan ini, siswa belajar komunikasi, saling menghargai pendapat, dan menyelesaikan masalah secara bersama.

4. Jurnal Refleksi Emosi

Seminggu sekali, siswa diminta menulis jurnal singkat yang berisi pengalaman mereka selama seminggu: apa yang membuat mereka senang, apa yang membuat mereka marah atau kecewa, dan bagaimana mereka menghadapinya. Kegiatan ini membantu siswa mengembangkan kesadaran diri dan pengelolaan emosi.

5. Sudut Tenang (Ruang Emosi)

Di pojok kelas, disediakan sudut kecil dengan bantal duduk, buku cerita ringan, dan alat tulis. Jika ada siswa yang merasa marah atau sedih, mereka diizinkan untuk duduk sejenak di “sudut tenang” tersebut sebelum kembali ke aktivitas belajar.

6. Latihan Empati dan Peduli Sosial

REFLEKSI

Guru kelas 5 mengajak siswa melakukan aksi kecil seperti membantu teman yang kesulitan belajar, memberi surat semangat untuk teman yang sedang sakit, atau kerja bakti membersihkan kelas bersama. Aktivitas ini menanamkan rasa peduli dan tanggung jawab sosial. Penerapan Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) di kelas 5 SD Negeri 035 Tanjung Jabung Barat menunjukkan bahwa pendekatan sederhana namun konsisten dapat membawa perubahan besar dalam perkembangan karakter siswa. Dengan membangun keterampilan sosial dan emosional sejak dini, sekolah turut membentuk generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki hati yang kuat dan jiwa yang peduli terhadap sesama.

Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) adalah proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa mengenali, memahami, dan mengelola emosi mereka sendiri, sekaligus membangun kemampuan berinteraksi secara positif dengan orang lain. Melalui PSE, siswa diajarkan keterampilan seperti kesadaran diri, pengendalian diri, empati, komunikasi efektif, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Pembelajaran ini tidak hanya fokus pada aspek akademik, tetapi juga mengembangkan karakter dan kecerdasan emosional anak agar mereka dapat hidup harmonis dan sukses dalam berbagai situasi sosial. Dengan menerapkan PSE, sekolah berperan aktif menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan mental dan sosial siswa, sehingga mereka siap menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari dengan sikap yang bijak dan penuh rasa hormat.

Dalam pembelajaran PSE, saya sudah mempelajari cara mengenali berbagai jenis emosi, seperti senang, sedih, marah, dan takut. Saya juga belajar bagaimana mengelola emosi tersebut dengan cara yang positif, misalnya dengan menarik napas dalam atau berhitung sampai 10 ketika merasa marah. Selain itu, saya memahami pentingnya berempati kepada teman, mendengarkan dengan baik, dan bekerja sama dalam kelompok. Saya juga belajar bagaimana membuat keputusan yang baik dan bertanggung jawab dalam berbagai situasi.

Tantangan dalam pembelajaran Sosial Emosional (PSE) antara lain adalah: Perbedaan tingkat kematangan emosional siswa, sehingga beberapa anak sulit mengendalikan emosi atau mengekspresikannya dengan tepat. Keterbatasan waktu di jadwal pelajaran, karena pembelajaran PSE sering dianggap tambahan selain materi akademik utama. Kurangnya pemahaman atau pelatihan guru dalam menerapkan metode PSE secara efektif dan konsisten. Pengaruh lingkungan luar sekolah, seperti kondisi keluarga atau pergaulan, yang kadang membuat siswa sulit menerapkan keterampilan sosial emosional yang diajarkan di sekolah. Resistensi awal dari siswa atau orang tua yang belum terbiasa dengan pendekatan pembelajaran berbasis emosi dan karakter.

Perubahan yang saya dapatkan setelah mengikuti pembelajaran Sosial Emosional (PSE) adalah saya menjadi lebih paham bagaimana mengenali dan mengelola perasaan saya sendiri. Saya jadi lebih tenang saat menghadapi masalah dan tidak mudah marah. Selain itu, saya belajar untuk lebih peduli dan menghargai perasaan teman-teman saya. Saya juga lebih berani berbicara dan bekerja sama dalam kelompok dengan baik. Semua itu membuat suasana belajar menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.

Posting Komentar untuk "PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL - Untuk Kelas 5 SD (Pendekatan pendidikan yang membantu siswa mengenali dan mengelola emosi)"