Manaqiban serta Tujuan Penyelenggaraan Manaqib (Riwayat singkat Syekh Abdul Qadir Al-Jailani)
Manaqiban serta Tujuan Penyelenggaraan Manaqib (Riwayat singkat Syekh Abdul Qadir Al-Jailani) - Dalam kamus ilmu tasawuf manaqib diartikan Tazkirat Al-Awliya (kenangan para wali) yang merupakan perihal kehidupan, catatan anekdot para wali dan orang-orang saleh. Kata manaqiban berasal dari kata manaqib yang berarti biografi, kemudian ditambah dengan akhiran ‘an’ menjadi manaqiban artinya kegiatan pembacaan biografi.
Manaqiban - Walasan - Syekh Abdul Qadir Al-Jailani |
Pelaksanaan manaqiban syekh Abdul Qadir Al-Jailani pada umumnya setiap tanggal 11 bulan Hijriyah, bertepatan dengan wafatnya 11 Rabiul Tsani 591 H. Seperti halnya kitab-kitab biografi, manaqib bersisikan kesuriteladanan dari para wali dan orang-orang saleh agar bisa dipetik pelajaran dan menambah keyakinan dan keimanan. Sebagaimana difirmankan dalam Al-Qur’an:
Artinya : “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. “ (Q.S. 12/Yusuf: 111)
Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa manaqiban adalah kegiatan mengenang sejarah dan biografi para wali Allah SWT perihal kehidupannya dengan tujuan untuk dipetik nilai-nilai kebaikan dan pelajaran hidup. Manaqiban sudah menjadi suatu upacara yang mentradisi dan terus berkembang di tengah-tengah masyarakat Islam di Indonesia.
Baca Juga: 7 hal yang perlu dilakukan orang tua ketika anak sedang menuntut ilmu agar menjadi orang berhasil
Baca Juga: 7 hal yang perlu dilakukan orang tua ketika anak sedang menuntut ilmu agar menjadi orang berhasil
Tujuan Penyelenggaraan Manaqib
Penyelenggaraan manaqib yang terjadi di tengah-tengah masyarakat pada umumnya didasari maksud dan tujuan tententu yang beragam diantaranya adalah:
- Untuk bertawassul dengan syekh Abdul Qadir Al-Jailani dengan harapan agar permohonannya dikabulkan oleh Allah dan dilakukan atas dasar keimanan kepada Allah SWT semata-mata.
- Untuk melaksanaan nazar karena Allah semata-mata, bukan karena maksiat
- Untuk memperoleh berkah dari syekh Abdul Qadir Al-Jailani.
- Untuk mencintai, menghormati, dan memuliakan para ulama salafus shalihin, auliya, syuhada, dan lain-lain.
- Memuliakan dan mencintai dzurriyah Rasulullah SAW.
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani
Nama lengkap syekh Abdul Qadir Al-Jailani berikut nasab dari pihak ayah adalah Abu Muhammad Abdul Qadir bin Abu Shahih Musa bin Janka Dawsat bin Abdullah bin Yahya Az-Zahid bin Muhammad bin Dawud bin Musa bin Abdullah bin Musa Al-Juni bin Abdullah Al-Mahdhi bin Hasan Al-Mutsanna bin Hasan bin Ali bin Abi Thalib dan Fathimah Az-Zahra. Semoga rida Allah dicurahkan kepada bersambung kepada Nabi Muhammad Rasulullah SAW, dari putri beliau yang bernama Sayyidah Fathimah Az-Zahra r.a. yang bersuamikan Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a.
Adapun silsilah dari ibunya adalah Abdullah Qadir bin Fathimah binti Abdullah bin Abu Jamaluddin bin Thahir bin Abdullah bin Kamaluddin Isa bin Muhammad Al-Jawad bin Ali Ar-Rida bin Musa al-Kidzim bin Ja’far As-Shidiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainul Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib. Semoga rida Allah dicurahkan kepada mereka semua. Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dilahirkan pada tanggal 1 Ramadhan Tahun 471 H/ 1077 M di sebuah desa bernama Jailan Thabaristan.
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mempunyai julukan mulai dari masyarakat. Diantaranya adalah Sulthanul Auliya (Pemimpin para wali). Syekh Muhyi al-Din (yang menghidupkan agama). Beliaulah maha guru tarekat qadariyah yang kini banyak dianut oleh umat Islam di Indonesia yang mayoritas bermazhab Syafi’i.
Imam Al-Ghazali merupakan tokoh sufi yang sampai sekarang tetap memiliki pengikut yang jumlahnya sangat besar, khususnya di Indonesia. Pengetahun Imam Al-Ghazali tentang berbagai cabang ilmu menjadi bukti akan kepiawaian sang imam dalam berbagai disiplin ilmu. Ketokohan Imam Al-Ghazali dalam ilmu tasawuf juga memiliki penganut yang cukup banyak. Karamah-karamah yang dimiliki sang imam menjadi bukti bahwa beliau memiliki kelebihan tetentu dalam bidang spritual yang sangat tinggi. Tokoh spritual yang memadukan keserasian antara jiwa dan raga dan menekankan tazkiyatun nafs (kesucian jiwa) ini perlu ditiru oleh kita.
Baca Juga:
Posting Komentar untuk "Manaqiban serta Tujuan Penyelenggaraan Manaqib (Riwayat singkat Syekh Abdul Qadir Al-Jailani)"
Apa tanggapan anda tentang artikel diatas?